Short
Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya

Ketika Cinta Tak Mendapat Musimnya

Oleh:  AdeevaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
26Bab
1Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Setelah Cassia menjadi sekretaris, sekaligus kekasih Navish selama tujuh tahun, kini pria itu malah bertunangan dengan wanita lain. Cassia merasa hatinya hancur dan berniat mengundurkan diri. Namun pada saat itu, Navish malah membatalkan pertunangannya di hadapan umum. Di sebuah acara lelang, ketika semua orang mengira Navish akan melamar Cassia, sosok wanita yang disebut "cinta sejatinya" muncul. Melihat wajah Cassia dan wanita itu yang sangat mirip, semua orang sontak berbisik menggunjingkannya. Pada saat itulah, Cassia akhirnya menyadari ... ternyata selama ini, dia hanyalah seorang pengganti.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Cassia, kamu sudah 30 tahun, bukan anak muda lagi. Apa kamu benar-benar mau bekerja di perusahaan itu seumur hidupmu? Kalau belum mau menikah juga, pulanglah untuk ikut kencan buta. Tantemu mau ngenalin pria yang lumayan baik, bulan depan dia pulang dari luar negeri. Temui saja dulu, ya?"

Menjelang jam pulang kantor, Cassia menerima telepon dari ibunya.

Bukan pertama kali ini ibunya menelepon untuk mendesaknya menikah. Biasanya Cassia selalu ragu-ragu menjawabnya. Namun kali ini, dia langsung menyetujuinya.

"Baik, setelah aku mengundurkan diri, aku akan pulang tepat waktu."

Di seberang sana, ibunya terdengar terkejut. "Kamu pulang?"

"Iya, aku akan pulang."

Setelah menutup telepon, Cassia mengambil tas dan bersiap untuk pulang. Namun saat itu, telepon internal di mejanya berdering.

"Masuk."

Begitu membuka pintu kantor, Cassia langsung melihat pria itu berdiri di depan jendela kaca besar.

Siluet tubuhnya sangat tinggi dan tegap. Hanya dengan berdiri saja, dia bisa memancarkan tekanan yang membuat orang terintimidasi.

Cassia melangkah mendekat dan Navish pun berbalik, lalu membisikkan kata-kata di dekat telinganya, "Malam ini, aku ke tempatmu."

"Aku nggak bisa malam ini," ucap Cassia sambil mundur selangkah.

Navish langsung menangkap pergelangan tangannya. "Menstruasimu masih sepuluh hari lagi."

"Aku ada janji bertemu klien." Cassia kembali menolak.

Pria itu mengulurkan tangan dan menarik lepas syal dari lehernya. Di balik syal, tampak bekas-bekas kemerahan, satu demi satu.

"Kamu tahu, aku nggak suka wanita yang nggak patuh."

Begitu kalimat itu dilontarkan, ciumannya jatuh bertubi-tubi. Cassia mengangkat tangan, tapi tidak mampu menolak. Dia membiarkan Navish mencium dirinya, tetapi hatinya terasa hampa.

Kemarin, saat dia mengantarkan dokumen ke bar tempat Navish berada, Cassia mendengar percakapan pria itu dengan sekelompok pria sosialita.

"Navish, dengar-dengar nenekmu mau menjodohkanmu. Jadi pacarmu itu gimana, dong?"

Navish menjawab santai, "Bagaimana lagi? Cuma teman tidur. Menurut kalian, apa aku harus menikahinya?"

Semua orang tahu, Cassia mencintai Navish dengan sepenuh hati. Saking cintanya, dia rela muncul kapan dan di mana saja saat Navish memanggilnya.

Namun, Cassia tidak pernah menyangka bahwa dirinya hanyalah seorang teman tidur di mata Navish. Di saat itulah, Cassia akhirnya sadar.

Navish mengantarnya pulang. Begitu pintu terbuka, dia langsung menekannya ke dinding dan menguasai setiap inci tubuhnya dengan paksa. Malam yang seharusnya menjadi malam penuh gairah itu, justru berubah menjadi siksaan batin.

Usai semuanya, Navish memeluknya dari belakang sambil duduk di tepi ranjang. Napasnya yang hangat dan berat menyapu telinga Cassia.

"Aku akan bertunangan."

"Mm." Cassia tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia sudah tahu sebelumnya, apa lagi yang bisa dia katakan?

"Kamu nggak marah?"

Navish sudah terbiasa dengan reaksi Cassia yang seperti itu. Sejak hari pertama wanita itu bersamanya, dia tidak pernah melihat Cassia menunjukkan emosi. Dia selalu tenang hingga nyaris seperti robot. Seolah-olah semua hal dan orang tidak pernah menyentuh hatinya.

Cassia tahu batasan dan tahu kapan harus mundur. Yang paling penting, wajah dan tatapan matanya ... mirip dengan "orang itu". Itulah alasan utama Navish memilihnya.

"Nggak. Tidurlah. Aku capek." Cassia membalikkan badan dan menjauh darinya.

Navish memandang punggungnya yang kurus, lalu mengulurkan tangan dan kembali menariknya ke pelukan. Tubuh Cassia menegang. Dia menutup mata, tetapi tidak bisa tidur semalaman.

Pagi harinya.

Saat Navish bangun, Cassia sudah tidak ada di sisinya. Dia turun ke bawah, tetapi tidak melihat sarapan yang biasa disiapkan untuknya.

Biasanya setiap kali dia bermalam di sini, Cassia selalu menyiapkan pakaian kerja dan dasi yang akan dipakai ke kantor. Navish adalah orang yang pilih-pilih soal makanan. Steik untuk sarapannya harus berasal dari potongan daging yang paling segar.

Cassia biasanya bangun lebih pagi dan pergi ke pasar memilih daging sendiri, lalu buru-buru kembali dan memasak sebelum dia bangun. Namun pagi ini, Cassia tidak menyiapkan pakaian ataupun sarapan.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
26 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status