Saat Mona sedang memaki Ewan, di sebuah rumah sakit pribadi mewah di Papandaya, wajah Laksh tampak muram."Kenapa sampai sekarang belum ada kabar?" Sebuah firasat buruk memenuhi hatinya.Saat ini, pintu kamar pasien didorong terbuka. Humam dan Cadi berjalan masuk.Melihat wajah Laksh yang tidak senang, Cadi menekuk jarinya dengan gaya kemayu, lalu bertanya dengan manja, "Kak Laksh, kamu kenapa? Kecapaken ya? Mau aku pijit supaya lebih rileks?""Minggir!" Laksh membentak keras.Ekspresi Cadi langsung terlihat sangat tersinggung. Dia merangkul lengan Humam dan merengek, "Kak Humam, lihat deh, Kak Laksh marahin aku lagi .... Huhu ....""Diam! Kalau nggak, kubunuh kamu!" Laksh melotot pada Cadi, tatapannya penuh amarah.Cadi ketakutan, langsung bersembunyi di belakang Humam."Dasar banci sialan," maki Laksh lagi.Humam melihat suasana hati Laksh tidak baik, jadi bertanya, "Laksh, ada apa?""Aku nggak bisa menghubungi pembunuh bayaran yang kusewa," ujar Laksh.Humam bingung. "Maksudmu giman
Read more