Semua Bab BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi) : Bab 11 - Bab 20

Ayunda akan pergi sesaat untuk menenangkan hati dan pikirannya. Entah mau ke mana Ayunda saat ini, yang jelas, Ayunda harus menyendiri.---Di rumah sakit, David membuka ponselnya dan melihat pesan dari Ayunda, namun dia tidak membalas pesan itu. Karena David pikir, Ayunda hanya me time sebentar.Hari ini, Bella sudah diizinkan pulang ke rumah karena kondisinya dan bayinya sehat-sehat saja.David, Bu Ratih, dan Bella bersama bayi perempuan yang baru beberapa hari dilahirkan itu sedang dalam perjalanan pulang.Setelah menempuh waktu kurang dari satu jam, akhirnya mereka tiba di rumah."Kemana Ayu?" tanya Bu Ratih setelah memasuki rumah namun tidak ada orang."Sedang keluar, Mah," jawab David."Kerjaannya selalu begitu, tidak pernah bisa tinggal diam di rumah saja," gerutu Bu Ratih, namun tidak dihiraukan oleh David."Ayo kita naik ke atas, kamu harus istirahat," ajak David kepada Bella, istri keduanya, dan meninggalkan Bu Ratih yang sedang menggerutu.David menuntun Bella menaiki tangg

Dikediaman David, tepatnya di kamar David dan Bella, terjadi perdebatan oleh sepasang suami istri itu. Pagi ini, David tengah bersiap untuk ke kantor.David keluar dari kamar mandi, lalu menghampiri Bella yang sedang bermain dengan ponselnya."Bell, mana pakaianku?" tanya David pada istri keduanya itu."Kan bukan tugas aku, mas. Itu tugas mbak Ayu," jawab Bella santai."Kamu juga istriku, Bella, jadi kau juga harus bisa melayaniku!" sentak David."Aku kan sudah melahirkan anakmu, mas. Jadi untuk melayanimu dalam hal seperti itu, itu tugas istri kamu yang lainnya, yang tidak bisa memberikan kamu anak, lebih tepatnya mandul," ucap Bella tidak mau kalah."Jaga ucapan kamu, Bella!" ucap David dengan mengetatkan rahangnya, menahan emosi."Emang seperti itu kan kenyataannya? Kenapa kamu harus membelanya terus? Aku juga istrimu, mas, aku cemburu. Kamu selalu saja memujinya di depan ku tanpa memikirkan perasaanku," ucap Bella sambil bertanya, mengeluarkan air mata."Bukankah sebelum kita meni

"Kau itu sudah dibutakan oleh cinta, Dav! Sehingga kau selalu membelanya, padahal Bella jauh lebih baik darinya, karena Bella sudah memberikanmu sebuah keluarga yang lengkap," ucap Bu Ratih yang masih menatap Ayunda dengan sinis."Bukankah sudah aku katakan tadi sama Mama, kalau Mas David ingin menceraikan Ayu, maka akan Ayu terima. Tapi aku mohon sama Mas David, tolong jangan ceraikan aku sekarang. Berikan aku waktu satu atau dua bulan lagi," ucap Ayunda yang sudah merasa geram dengan ucapan mertuanya itu, sambil menahan sesak di dada."Aku tidak akan menceraikanmu, sayang," ujar David."Terserah apa pun keputusan Mas nantinya, yang jelas kalau Mas David ingin menceraikanku, jangan sekarang. Permisi," ucap Ayunda, lalu bangun dari duduknya, meninggalkan mertua dan suaminya.Ayunda kembali masuk ke dalam kamarnya setelah mengunci pintu agar David tidak bisa masuk.---Pagi hari, Ayunda sudah bersiap untuk memulai aktivitasnya. Ia akan datang ke cafenya, karena sudah beberapa hari Ayun

"Pagi. Silakan duduk, Nona Ayunda," jawab sang dokter sambil mempersilakan Ayunda duduk di hadapannya."Hasil tes laboratorium sudah keluar, Nona, dan jika Anda ingin hamil, itu harus dalam pantauan dokter," dokter memberitahu Ayunda sambil menatapnya iba."Apa artinya saya harus dirawat di rumah sakit selama saya hamil, Dok?" Ayunda bertanya pada Dokter Edi untuk memperjelas."Ya, Anda harus dirawat selama masa kehamilan Anda karena kondisi tubuh Anda semakin hari semakin menurun, dan Anda sangat mengharapkan kehamilan ini. Jadi, Anda harus dalam pantauan dokter," dokter menjelaskan lagi pada Ayunda, dan Ayunda mengangguk setuju."Baiklah, Dok, saya setuju. Jadi, kapan kita akan memulainya?" ucap Ayunda."Minggu depan kami akan mempersiapkan semuanya. Benar begitu, Dok?" Dokter Edi meminta persetujuan Dokter Sari yang dari tadi menyimak pembicaraan antara Dokter Edi dan Ayunda."Ya, tentu. Akan tetapi, biayanya tidak murah, Nona," ujar Dokter Sari kepada Ayunda."Masalah biaya tidak

Pagi hari, Ayunda bangun dari tidurnya dengan mata sembab akibat menangis semalaman karena ulah David, suaminya. Dilihatnya, David sudah tidak ada di kamar Ayunda.Ayunda bangun dari tempat tidurnya, berjalan tertatih menuju ke kamar mandi dengan menggunakan selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya.Di dalam kamar mandi, Ayunda berdiri di bawah shower dan kembali menitikan air matanya."Kenapa kamu tidak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu, Mas? Apa karena rasa cintamu padaku sudah memudar seiring berjalannya waktu? Kenapa kamu memperlakukan aku seperti seorang wanita yang tidak mempunyai harga diri? Aku memang akan tetap bertahan di sisimu meskipun ibu dan keluargamu selalu mencaci maki aku dengan keadaanku, tapi jika kau sendiri yang meminta aku harus pergi dari sisimu, aku bisa apa? Orang yang selama ini aku harapkan menjadi pendamping hidupku selamanya hingga tua kelak tidak menginginkanku lagi," batin Ayunda terus bergumam sambil menangis di bawah shower yang mengelua