BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)

BERBAGI CINTA (Bertahan atau Pergi)

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-24
Oleh:  Devi CitraOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
12Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di cap mandul, karena belum juga hamil setelah lima tahun pernikahan. Bahkan, suaminya harus menikah lagi dengan pilihan orangtuanya. Mau tidak mau, Ayunda juga harus siap di madu, karena dia sangat mencintai suaminya. Namun, sebuah rahasia terkuak, karena ternyata Ayunda...

Lihat lebih banyak

Bab 1

1

Mutia Ayunda, seorang wanita berusia 27 tahun. Ayu adalah panggilannya. Ayu sudah menikah sejak umur 22 tahun dan sekarang usia pernikahannya menginjak lima tahun. Meskipun sudah memasuki tahun kelima, Ayu dan suaminya belum dikaruniai anak. Hal itu membuat Ayu harus selalu sabar menghadapi pertanyaan dari orang-orang, tak terkecuali mertuanya yang juga kerap mencemoohnya karena belum hamil.

David Nugraha, seorang pria tampan dan mapan berusia 32 tahun, adalah suami dari Mutia Ayunda.

David merupakan teman dari kakak Ayu yang bernama Leo. Mereka bersahabat sejak SMA hingga sekarang. Tidak hanya David dan Leo, tetapi juga Akmal, yang kini menjadi asisten Leo, kakak dari Ayu.

Dari persahabatan merekalah akhirnya David yang sering mengunjungi Leo di rumah bertemu Ayu.

---

Setiap rumah tangga pasti memiliki cobaan, begitu pun dengan Ayu dan David. Jika dilihat dari kacamata biasa, semuanya terlihat sempurna—yang satu cantik, yang lain tampan dan mapan. Ayu memiliki usaha kafe sendiri, sedangkan suaminya, David, adalah seorang pengusaha. Ditambah lagi, keduanya berasal dari keluarga berada. Sungguh sempurna, bukan? Namun, tidak bagi Ayu dan David, karena mereka belum juga dikaruniai anak.

Sebenarnya mereka masih bisa bersabar menunggu. Namun, omongan orang-orang sekitar yang terus mempertanyakan keberadaan anak membuat mereka lelah. Apalagi sekarang mertua Ayu sudah mulai terhasut oleh ucapan saudara dan teman-temannya yang selalu memamerkan cucu mereka.

Seperti malam ini, seusai makan malam di keluarga Nugraha, yang terdiri dari David, Ibu David, dan Ayu. Mereka duduk di ruang keluarga. Ibu David, yang disapa Ibu Ratih, mulai membahas soal kehamilan.

“Kamu sudah telat datang bulan belum, Yu, bulan ini?” tanya Bu Ratih.

“Belum, Bu. Sekarang malah lagi datang bulan,” jawab Ayu sambil terpaksa tersenyum.

“Duh, gimana sih... ini sudah lima tahun loh. Ibu sudah pengin punya cucu. Apalagi anak Ibu cuma David. Kalau bukan dari kalian, dari siapa lagi?” ucap Bu Ratih sambil menggerutu.

“Sabar ya, Bu. Nanti kalau sudah dipercaya, Ibu pasti punya cucu,” sahut David santai.

“Pokoknya Ibu nggak mau tahu. Bulan depan kalau Ayu belum hamil, kamu nikah saja lagi. Ibu akan carikan yang berkualitas,” ucap Bu Ratih tak terbantahkan sambil melenggang pergi.

---

Malam semakin larut. Di sebuah kamar bernuansa abu-abu itu terjadi keheningan setelah beberapa jam lalu sempat terjadi perdebatan kecil antara ibu dan anak.

“Sayang, maafkan Ibu, ya. Jangan kamu ambil hati kata-kata yang tadi,” ucap David memecah keheningan.

“Aku nggak apa-apa, Mas. Memang aku belum bisa kasih kamu keturunan. Selagi kamu masih mendukungku dan di sampingku, aku akan tetap bertahan, Mas,” kata Ayunda sambil mengulas senyum.

Percayalah, di balik senyum yang ditampilkan Ayunda, tersimpan beban yang berat.

Apakah dia bisa terus bertahan dengan omongan orang-orang sekitar, apalagi kini mertua yang dulu begitu menyayanginya kini mulai menjauh dan berkata sinis?

Semoga Ayunda bisa selalu sabar.

“Mas akan selalu ada di samping kamu, Sayang. Kalaupun nantinya tidak ada anak di antara kita, kita bisa adopsi,” kata David menenangkan. Kata-kata itu mungkin yang membuat Ayunda masih mampu bertahan.

“Iya, Mas... Terima kasih dan maafkan aku,” sesal Ayunda.

“Sudah, Sayang. Nggak apa-apa,” ucap David sambil mendekap erat tubuh istrinya dengan penuh kasih.

---

Sudah beberapa hari sejak ucapan sang mertua yang menyuruh David menikah lagi. Hal itu membuat Ayu merasa dilema. Terlebih karena ibu mertuanya terus mendesaknya untuk mengizinkan David menikah lagi.

Dan mungkin ini akan Ayu bicarakan kembali dengan suaminya. Ya, dia harus ikhlas menerima segala konsekuensinya. Walaupun berat menjalaninya, mungkin ini yang terbaik untuk semua.

Ayunda telah mempertimbangkan ucapan mertuanya dan menyuruh David menikah lagi karena ia telah diperiksa oleh dokter dan hasilnya menunjukkan bahwa kemungkinannya untuk hamil sangatlah kecil. Dulu, Ayu sempat jatuh dari tangga dan membentur perutnya.

---

Malam ini Ayunda tengah menunggu suaminya pulang. Ia duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi—atau mungkin sebenarnya, televisilah yang menontonnya.

“Sayang, kamu belum tidur?” sapa David yang baru saja pulang kerja saat melihat istrinya duduk.

“Aku menunggumu, Mas,” jawab Ayu.

“Kan sudah Mas bilang, nggak usah nunggu. Mas pulang larut, Mas nggak mau kamu sakit,” ucap David.

“Iya, Mas. Tapi ini ada hal yang ingin aku bicarakan sama kamu. Mas sudah makan belum?” tanya Ayu lagi.

“Mas sudah makan tadi di kantor. Ya sudah, kalau mau ngomong, Mas bersih-bersih dulu, ya,” ucap David sambil menggandeng tangan istrinya menuju kamar.

“Iya, Mas. Aku siapkan pakaian kamu dulu,” jawab Ayunda.

---

Kini, sepasang suami istri itu tengah duduk bersandar di kepala ranjang. Keduanya terdiam. Belum ada yang membuka suara.

“Mas...” panggil Ayunda memecah keheningan.

“Iya, Sayang. Kamu mau bicara apa?” jawab David.

“Aku... siap dimadu,” ucap Ayunda dengan menahan sesak di dada.

“Kamu ngomong apa, sih? Aku nggak mau nyakitin kamu. Aku tahu, meskipun mulut kamu mengatakan siap, tapi hati kamu tidak, kan? Sudahlah, kita sudah bahas ini sebelumnya. Aku akan sabar menunggu,” ujar David sambil merangkul istrinya.

“Tapi Mas, hasil pemeriksaan dokter... kemungkinan untuk aku hamil sangat kecil,” ucap Ayunda sambil menyerahkan amplop berisi keterangan dari rumah sakit.

“Aku juga ingin punya anak, Mas. Aku mengizinkan kamu menikah lagi. Bukankah nanti jika kamu punya anak, itu juga akan jadi anakku,” lanjut Ayunda.

“Apa kamu yakin dengan keputusanmu, Sayang?” tanya David.

“Aku ikhlas, Mas, selagi kau adil memperlakukan kami nanti,” jawab Ayunda dengan senyum yang ditepis.

Percayalah, di balik senyum yang ditepiskannya, tersimpan luka dan sesak. Kecewa pada dirinya sendiri karena merasa tak bisa membahagiakan suaminya.

Walaupun suaminya selalu membelanya di depan sang ibu, Ayunda tahu bahwa suaminya juga sangat ingin memiliki seorang anak. Ia sering memergoki David merenung sendirian di ruang kerjanya, setelah perdebatan dengan ibunya.

Mungkin David juga kecewa padanya, hanya saja tak pernah diungkapkan.

Maka dari itu, Ayunda memutuskan untuk siap dimadu.

---

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status