Mata Alif membola saat mendengar ucapan Dira. Wajahnya merah padam dengan gigi yang saling bergemelatuk.Siapa juga yang impoten? Dia pria normal dan sehat, sama sekali tidak impoten. Hanya saja dia tidak mau menyentuh Dira apalagi membiarkan benihnya tertanam di rahim Dira. Dia yang menolak Dira, bukan impoten.Dira tertawa menatap Alif dengan sendu kemudian berkata lagi.“Tenang saja, Mas. Aku akan memuaskanmu malam ini. Kamu pasti gak akan impoten lagi.”Belum habis ucapan istrinya tadi, kini Dira malah menambahkan kalimatnya lagi. Wajah Alif semakin muram. Tangannya terus meremas kursi mobil seakan bisa meredam amarahnya.Namun, tiba-tiba Dira mencium pipi Alif dengan lembut. Tentu saja Alif terkejut setengah mati. Ia melihat Dira dengan sudut matanya dan kini wanita itu tampak terkulai di dadanya.“Sial,” geram Alif tertahan.“Saya tidak lihat kok, Pak. Juga tidak dengar percakapan tadi.”
Terakhir Diperbarui : 2025-06-29 Baca selengkapnya