Semua Bab Di Balik Tirai : Bab 91 - Bab 100

Rizal mungkin sudah ditangkap, tetapi Lingkaran Hitam tidak akan berhenti begitu saja. Farhan dan tim polisi mengamankan area, tetapi Maria tahu bahwa mereka hanya berada di awal perjalanan panjang yang harus mereka hadapi. Mereka telah berhasil melawan sekali, tapi tantangan yang lebih besar masih menunggu mereka di depan.Setelah kejar-kejaran yang penuh ketegangan berakhir dengan kedatangan polisi, Maria dan Laras berdiri di sisi jalan, tubuh mereka masih terasa tegang, meskipun para pria yang mengejar mereka kini sudah diamankan. Farhan dan beberapa petugas polisi segera mengelilingi area, memastikan bahwa tidak ada ancaman lebih lanjut. Namun, meskipun mereka telah berhasil menggagalkan serangan itu, Maria tahu bahwa ini bukan akhir dari perjalanan panjang mereka.Ketika Farhan mendekat, matanya penuh dengan kekhawatiran, namun ada sedikit tanda kelegaan di wajahnya. "Kalian baik-

Maria dan Laras keluar dari mobil, dengan senjata terhunus dan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya. Mereka berlari menuju pintu belakang gedung, dimana Farhan dan beberapa polisi lain sudah menunggu. Setiap gerakan mereka diperhitungkan, karena mereka tahu Alan tidak akan membiarkan mereka menang tanpa perlawanan.“Maria, Laras, cepat!” Farhan berteriak dari belakang, matanya penuh dengan kewaspadaan. “Kita harus masuk sekarang!”Mereka segera melangkah masuk melalui pintu belakang yang sudah terbuka, dan mereka menemukan diri mereka di ruang gelap yang penuh dengan jejak-jejak kebocoran air dan debu. Langkah kaki mereka menggema di ruang kosong itu, dan meskipun mereka berusaha secepat mungkin, Maria bisa merasakan kekhawatiran yang menyelimuti dirinya. Mereka hampir sampai, tetapi mereka juga tahu bahwa Alan Pratama sudah tahu mereka datang. Mereka sudah ter

Hari-hari pasca penangkapan Rizal terasa seperti langkah-langkah kecil menuju pemulihan yang panjang dan penuh tantangan. Meskipun Maria merasa sedikit lega, bahwa satu babak dari kehidupan kelamnya akhirnya selesai, ia tahu bahwa ini bukan akhir dari segala sesuatu. Itu hanyalah awal dari pertempuran baru, yang kali ini lebih bersifat pribadi, lebih dalam, dan melibatkan penyembuhan yang harus dia jalani sendiri.Di ruang tamu rumahnya yang sunyi, Maria duduk dengan punggung tegak, matanya terfokus pada secangkir teh yang baru saja diseduhnya. Putri dan Arif sedang bermain di kamar mereka, dan meskipun suara tawa mereka terdengar riang, Maria tahu betul bahwa ketenangan ini masih rapuh. Mereka telah melalui begitu banyak bersama, dan meskipun mereka mulai merasakan kedamaian, bayang-bayang trauma itu masih sulit dihapuskan.Keesokan harinya, Maria menghadiri sesi terapi pertama setela

Malam itu juga, mereka merencanakan serangan terakhir mereka. Farhan dan tim polisi telah melakukan persiapan besar—melacak jejak aliran dana dan hubungan-hubungan bisnis yang mengarah langsung ke jaringan Lingkaran Hitam. Maria dan Laras tahu bahwa ini adalah langkah terbesar yang pernah mereka ambil. Jika mereka berhasil, mereka bisa menghancurkan Lingkaran Hitam dari dalam, tetapi jika mereka gagal, mereka akan berada di ujung jurang yang tak bisa mereka hindari.Pagi harinya, Maria kembali ke rumah, dengan hati yang penuh ketegangan. Ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk menghentikan semuanya. Ia harus memastikan bahwa anak-anaknya tetap aman, tetapi ia juga tahu bahwa mereka tidak bisa lagi bersembunyi. Ini bukan hanya soal bertahan hidup—ini tentang membangun dunia yang lebih baik, bebas dari ancaman kekuasaan yang jahat.Keti

Dengan segenap tenaga yang tersisa, Maria melangkah maju, memegang pisau dengan tangan terampil, dan melemparkannya ke arah pria yang menghalangi jalan mereka. Pisau itu mengenai lengan pria itu, membuatnya terhuyung, cukup untuk memberi mereka ruang untuk bergerak.Namun, sebelum mereka bisa mencapai pintu, seorang pria lain memunculkan dirinya, menembakkan senjata tepat di depan mereka. Maria merasakan panas dari tembakan yang hampir mengenai tubuhnya. Tetapi dengan gerakan cepat, ia menangkis serangan itu dan berlari, bersama Laras, menuju jalan keluar yang semakin sempit. Mereka berlari ke luar gedung, terburu-buru menuju mobil yang sudah diparkir.Namun, begitu mereka hampir keluar, suara sirene terdengar dari kejauhan. Polisi! Maria tahu bahwa mereka tidak akan bisa bertahan sendirian. Farhan dan tim polisi datang tepat pada waktunya. Tetapi mereka masih harus berhadapan dengan a