Langit Kuala Lumpur malam itu seperti tak bernyawa—gelap, berat, dan tanpa bintang. Shaz menepikan mobilnya di parkiran apartemen dengan kepala penuh gejolak. Ia bahkan tidak mematikan radio, tidak membawa tas kerjanya, hanya berjalan lurus ke dalam bangunan seperti tubuh tanpa jiwa. Ketika pintu apartemen terbuka, aroma kari ringan dari dapur menyambutnya samar. Raheem sedang duduk di meja makan dengan kaus santai dan rambut sedikit basah habis mandi. Ia menoleh cepat. "Hey, bro. Tadi kau meneleponku? Saat ku-telepon balik, kau nggak angkat. Ada apa?" Wajah Raheem tampak cemas, matanya menyipit penuh tanya. Shaz berdiri di ambang pintu, tubuhnya bersandar pada kusen. Napasnya pelan, berat, seperti seseorang yang baru saja kehilangan hal paling berharga dalam hidupnya. "Aku kehilangan Alysaa… lagi," bisiknya nyaris tanpa suara. Raheem langsung bangkit dari kursi. "Apa?" "Dia blokir aku," suara Shaz retak, lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa. Raheem mendekat cepat, duduk di sam
Huling Na-update : 2025-07-17 Magbasa pa