“Tak semua yang dibangkitkan oleh cinta mampu bertahan hidup. Ada yang hanya menjelma luka—berjalan dengan bentuk manusia, namun hatinya telah dikosongkan oleh penderitaan.”Malam mengendap perlahan seperti racun ke dalam pori-pori langit. Bulan tak lagi memantulkan sinar lembutnya, seakan ikut bersembunyi dari apa yang hendak datang. Dan di kediaman tua itu, Rovan duduk sendiri di dekat jendela yang terbuka lebar, angin musim gugur menerpa wajahnya, membawa serta bau tanah, darah, dan kenangan yang belum selesai.Seraphine tertidur di ruangan dalam—untuk pertama kalinya setelah berhari-hari tak menemukan kedamaian. Namun Rovan tahu, tidur bukanlah bentuk pelarian, melainkan pertanda betapa tubuh mereka mulai lelah. Jiwa mereka, terutama Seraphine, mulai retak dalam diam.Ia memegang pedang Shard of Maldrath di pangkuannya, masih dibungkus oleh kain hitam dari ruang ritual. Tapi bahkan kain itu tak bisa sepenuhnya membungkam desisan yang terus muncul dari bilahnya.“Buka segelku…” sua
Huling Na-update : 2025-06-12 Magbasa pa