Flashback!Air mata masih terus merebak dari manik biru sang wanita, sementara bibir keringnya tak henti bergetar saat isak samarnya memenuhi indra pendengaran milik sesosok lelaki di hadapannya."Maafkan aku!""Tidak apa-apa, lupakan saja.""Aku menyesal. Aku malu, Arlan."Tidak ada lagi jawaban yang terlontar dari bibir Arlan. Ia memilih bungkam sementara benaknya masih terus memikirkan kenyataan yang ada. Lelaki itu marah dan kecewa, tentu saja. Dan kekecewaan yang luar biasa itu terpancar jelas di sorot matanya yang tenang meskipun berkali-kali ia mencoba untuk terus menyembunyikannya.Wanita itu menatap Arlan penuh penyesalan lalu melangkah pelan, mengikis jarak antar keduanya. Tangannya terulur perlahan, menggenggam tangan besar itu dengan hati-hati sebelum akhirnya berkata, "Aku mohon, maafkan aku! Aku ... aku sungguh menyesali perbuatan konyolku ini. Arlan, aku—""Gaby ...." Dengan penuh kesakitan bersuara saat laki-laki itu menggumamkan namanya."Gabriella," gumamnya sekali l
Last Updated : 2025-09-11 Read more