Setelah kematian kakak lelakinya, kehidupan Starla Valerie Jhonson benar-benar berbeda dari sebelumnya. Nyawanya seakan berada di ujung tanduk. Kebahagiaan adalah satu-satunya kemustahilan yang selalu disemogakan semenjak pria itu meretakkan harga dirinya. Skylar Aleandra Wolves sendiri tak ingin memikirkan hal lain selain kehancuran gadis itu. Baginya, nyawa perempuan itu adalah bencana terbesar yang pernah ditemuinya. Namun ternyata, balas dendam rupanya tak dapat menyelesaikan masalah barang sedikit pun. Semuanya terlalu mustahil untuk kembali menyempurnakan kehidupan adiknya. Lebih menyakitkan lagi ketika lelaki itu tersadar bahwa ia nyaris tak mampu mengumpulkan serpihan-serpihan hati yang telah hancur untuk kemudian menatanya kembali sedemikian rupa. Seperti pada awalnya ia ada.
view more“Ada yang ingin bertemu denganmu, Riana!”
Wanita yang dipanggil Riana itu segera menoleh saat mendengar namanya dipanggil, dan ia mendapati Zoe di sana—partner kerjanya. Riana yang tengah bersiap-siap kini menjawab ucapan dari temannya itu. “Siapa?” tanyanya dengan kening berkerut. Dia tahu, mereka berdua adalah primadona yang paling banyak dicari dan di sukai karena skilnya di club malam terkenal ini. Oleh karena itu, tidak heran lagi jika Riana tahu ada yang mencarinya padahal dia baru saja akan kembali memulai bekerja. Wanita bernama Zoe itu hanya mengedipkan matanya. “Kau pasti tahulah, Riana. Siapa lagi yang repot-repot mencarimu meski tahu sudah ada banyak wanita cantik dan seksi yang berjejer siap melayaninya.” Tanpa dijelaskan lebih inci lagi, Riana langsung tahu siapa ‘tamu' yang dimaksud oleh Zoe tersebut. Dengan perasaan bahagia dan aura yang berbinar Riana langsung mengulas senyum lebar. “Aku akan segera menemuinya, Zoe!” balas Riana dengan sumringah. Sudah berapa hari ‘tamu' kesayangannya itu memang absen untuk berkunjung ke sini dan tentu saja Riana merindukannya. Pria berduit itu tergolong sangat royal, terlebih lagi kepada Riana yang kata banyak orang wanita kesayangan dari pria tersebut. Meskipun begitu, sampai sekarang Riana belum juga berhasil menarik pria itu naik ke atas ranjangnya. Entah ada alasan apa yang membuat pria itu sangat anti dengan dirinya maupun wanita lainnya, dia hanya akan datang untuk minum-minum tanpa kegiatan lainnya. Walaupun begitu, Riana tetap bahagia melayani pria itu. Di samping wajahnya yang sangat tampan, dia juga adalah pria royal yang tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang untuk Riana yang hanya wanita malam di club malam tersebut. Dan dengan perasaan bangga dia akan menemui pria itu dan kembali melayaninya, meskipun bukan layanan di atas ranjang seperti pria-pria hidung belang lainnya. “Di di ruangan mana?” tanya Riana kembali kepada Zoe. “VIP 1. Cepatlah, jangan sampai dia kembali mengamuk karena menunggumu terlalu lama!” perintah Zoe dengan tegas. Tanpa membuang waktu lebih lama, Riana segera bergegas dari sana. “Doakan aku agar berhasil menariknya ke ranjang malam ini, Zoe!” ucap Riana diselingi dengan senyum lebar. Zoe hanya mendengkus. “Jangan terlalu percaya diri! Dia tidak mempan dengan godaan wanita-wanita seperti kita.” “Jangan salah, Zoe. Bisa saja malam ini adalah malam keberuntunganku.” Setelah mengatakan kalimat itu, tanpa menunggu tanggapan dari Zoe, Riana segera bergegas dari sana untuk menemui pria yang katanya sudah menunggunya itu sebelum mengamuk karena kelamaan menunggu. Ah, semoga saja malam ini adalah malam keberuntungannya! **** Saat membuka pintu megah VIP itu, Riana langsung di sambut dengan tatapan tajam dari pria yang duduk di tengah-tengah sofa dengan satu tangan yang memegang gelas berisi cairan kekuningan. Di sekitarnya berjejer pria berseragam hitam, bodyguard yang siap sedia di samping tuannya. Riana terkadang masih bergidik ketakutan mendapati banyaknya pria-pria sangar di sana. Seakan siap melahapnya habis-habisan kalau sedikit saja ada yang lecet pada tubuh bosnya tersebut. Benar-benar mengerikan! Mengabaikan pikiran-pikiran anehnya, Riana langsung mengulas senyum ke arah pria itu. “Hallo, Tuan Skylar—“ Riana sudah bersiap akan bergelayut di lengan pria itu dan menciumnya habis-habisan, namun salah satu pria berseragam hitam itu menghalangi niatannya. Sialan! Hingga kemudian suara baritone itu terdengar di ruangan yang sunyi itu. “Duduk di sana, Riana!” perintahnya untuk segera duduk tidak jauh dari sampingnya. Hmm ... typical bossy sekali. Entah apa yang membuat para wanita seakan bertekuk lutut pada pria itu. Padahal bisa dibilang dia sangat cuek dan sangat menakutkan. Bahkan Riana yakin belum ada yang berhasil menyentuh pria itu dengan baik, paling jauh skinship yang pernah Riana lakukan hanyalah menyentuh wajahnya. Hanya itu, tidak lebih! “Ariana, kau mengenal Starla, bukan?” suara baritone itu kembali terdengar memecah kesunyian. Mendengar nama lengkap diucap dengan baik oleh pria itu membuatnya terkejut. Pasalnya tidak ada yang mengetahui namanya di tempat ini, apalagi para kliennya. Terlebih lagi pria itu juga tahu siapa Starla itu. Oh Tuhan! Apa dia tengah diselidiki? “Apa yang ingin Anda ketahui dari perempuan itu, Tuan?” tanya Riana dengan sedikit rasa penasaran. Starla adalah temannya di perusahaan tempatnya bekerja di siang hari. Pekerjaan normalnya yang hanya beberapa orang yang tahu. Tetapi apa yang membuat pria di hadapannya ini mempertanyakan perempuan itu? “Bawa perempuan besok, Riana!” perintah Skylar tanpa berbasa-basi. Riana mengerutkan keningnya. “Dan untuk apa aku membawa wanita polos itu ke sini?” “Lakukan saja perintahku, Riana! Dan jika kau berhasil aku akan memberikan apa pun yang kau minta!” Kedua mata Riana langsung membelalak sempurna. “Apa pun?” Riana tidak lagi memperdulikan alasan apa yang membuat seorang Skylar sampai ingin bertemu dengan Starla si wanita polos itu. Dia hanya tertarik dengan janji yang akan diberikan oleh pria itu. “Iya, apa pun yang kau inginkan, Riana!” Riana langsung berdiri dan berpindah ke samping pria itu. Para bodyguard dengan sigap bersiap menghalangi, tetapi dengan satu anggukan dari sang bos para bodyguard itu kembali mundur dengan teratur. “Jika kau berhasil mempertemukanku esok hari di sini, maka apa pun yang kau inginkan akan aku berikan, Riana!” Skylar kembali melanjutkan kalimatnya, dan dia tahu bagaimana serakahnya seorang Riana. Dengan segepok uang, dia sudah pasti akan membawa mangsa yang dimintanya tersebut. “Tetapi untuk kali ini aku tidak meminta uang, Tuan. Tetapi ada sesuatu yang sangat aku inginkan darimu, Tuan Skylar,” ucap Riana dengan nada menggoda, sembari mengedipkan satu matanya ke arah Skylar. Skylar terkejut, pasalnya ia tidak menyangka seorang Riana tidak lagi butuh uang darinya. Lalu apa yang dibutuhkan kali ini? “Jadi, apa yang kau inginkan dariku, huh?” tanya Skylar dengan nada penuh penekanan. “Easy, boy!” Tangan-tangan lentik Riana yang bercat kuku berwarna merah kini bergerilya di dada bidang Skylar dengan menggoda. “Tidur denganku, bagaimana?” Skylar terdiam, tidak menyangka bahwa hal itulah yang sekarang Riana minta darinya. Sungguh, Skylar sangat menjaga tubuhnya dari wanita-wanita sejenis Riana ini. Dia hanya menyerahkan tubuhnya pada wanita-wanita anggung yang memang diinginkannya. Akan tetapi, Skylar tahu jika tidak menyetujui permintaan wanita itu maka dia tidak akan ada kesempatan untuk menemui Starla dan itu tidak boleh terjadi. “Baiklah, bawa wanita itu dan aku akan tidur denganmu malam ini!” Kedua bola mata Riana membelalak sempurna, dia tidak menyangka akan semudah ini untuk menarik seorang Skylar ke atas ranjangnya. Astaga! Sepertinya hari ini ini adalah hari keberuntungan untuk seorang Riana. “Oke, deal! Aku akan memastikan Starla ada di sini esok hari dan aku akan tidur dengan Anda,” ucap Riana dengan penuh kebanggaan. Skylar menyodorkan satu tangannya untuk menjabat tangan Riana. “Deal!” Riana tersenyum lebar, tidak menyangka bahwa ia akan mendapatkan jackpot tiada terkira malam ini. Ah, dia tidak sabar melihat performa seorang Skylar di atas ranjang. Riana benar-benar sudah tidak sabar akan hal itu.Plakk!Suasana di dalam klub itu mendadak hening. Luar biasa hening. Bahkan musik yang penambah hiruk pikuk itu pun berhenti karena semua orang berhenti melakukan aktivitasnya dan menatap ke arah Starla yang berdiri dengan terengah-engah berhadapan dengan Skylar yang membatu duduk di sofa VIP-nya.Sedetik kemudian, sebuah tangan kasar mencengkeram lengan Starla. Begitu menyakitkan hingga membuat Starla menjerit kesakitan."Kurang ajar kau! Berani-beraninya kau telah memukul Tuan Sky," teriak sebuah suara berat dan kasar. Starla menoleh dan mendapati dirinya sedang ditelikung oleh lelaki berbadan besar yang sepertinya salah satu bodyguard Skylar.Lengan lelaki itu yang besar dan kuat menahannya sampai tangannya terasa kaku dan sakit. Tetapi Starla tidak menyerah, dia meronta sekuat tenaga, mencakar, dan menggigit lengan yang tetap terasa sekeras batu itu. Napasnya kembali tidak beraturan, terengah-engah dan wajahnya merah padam menahan amarah dan rasa malu karena sebagai perempuan keku
"Aku mau dia!"Kalimat itu diucapkan dengan nada malas yang tenang, tetapi gaungnya terdengar ke seluruh ruangan. Entah kenapa suasana hiruk pikuk itu menjadi hening seketika. Dan Starla merasakan semua tatapan tertuju padanya. Pada dirinya yang sedang bersandar di meja bar, sibuk dengan pikirannya sendiri.Dengan gugup Starla menegakkan tubuhnya yang sejak tadi menunduk lemas, berusaha membalas tatapan mata semua orang, lalu matanya terpaku pada mata itu. Mata coklat pucat sehingga nyaris bening, menyebabkan pupil matanya tampak begitu hitam dan tajam.Pria bertubuh gemuk yang sejak tadi berdiri di samping Skylar tentu saja kaget mendengar permintaan pria itu. Bagaimana mungkin Skylar memilih seorang perempuan yang jauh dari kata sempurna. Masih banyak perempuan cantik yang berjejer dengan tubuh seksi dibandingkan wanita tidak berpengalaman itu yang kebetulan hanya menjadi pengganti dari Riana."Sir, tetapi dia orang baru di sini dan hanya menjadi pengganti. Sama sekali belum berpeng
Starla mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Kemarahan terlihat jelas dari wajahnya dan bisa terlihat jelas di bawah keremangan lampu yang berkerlap-kerlip. Emosinya membuncah untuk segera disemburkan kepada pria yang dari kejauhan terlihat tengah berbicara dan sesekali tersenyum menyeringai.Starla sangat-sangat membenci senyuman yang begitu menjijikkan itu!Sekilas Starla punya pemikiran untuk mengambil langkah-langkah panjang dan menerjang pria itu, tak lupa mengambil satu botol minuman di atas meja, kemudian memukulkan botol itu pada kepala Skylar sampai hancur. Saat itu juga Starla pasti akan tertawa terbahak-bahak menyaksikan bagaimana kepala itu mengeluarkan darah dan ajal akan menjemputnya saat itu juga. Pada saat itu, Starla akan berbahagia karena telah membalaskan dendam atas kematian Arlan.Oh ... seandainya Starla punya keberanian sebesar itu, tetapi buktinya dia hanya bisa berdiam diri di sini tanpa merealisasikan khayalannya itu. Tetapi sebuah alasan yang sangat besar y
"Please ... bantu aku, Star!"Sejak tadi temannya ini terus menerus memohon meminta bantuan kepadanya. Starla sudah pasti akan membantu seandainya bukan sesuatu yang mustahil yang diminta oleh wanita itu. Tempat itu adalah tempat yang terlarang bagi Starla dan ia sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa dia tidak akan menginjakkan kakinya di tempat tersebut.Dan memang benar, di usianya sekarang, dua puluh lima tahun ia memang tidak pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut. Arlan dahulu begitu menjaganya dan mengharamkan tempat itu untuknya, dan sampai sekarang ia tentu saja masih mengingat larangan kakaknya itu. Oleh karena itu, sampai kapan pun dia tidak bisa melakukan permintaan Ariana."Aku tidak bisa, Ari. Maaf, ya!" ucap Starla sambil melanjutkan pekerjaannya.Ariana masih keukeuh membujuk Starla untuk membantunya. Wanita itu adalah teman satu-satunya dan hanya wanita itu yang dapat membantunya."Aku mohon, Star. Kalau aku absen malam ini, gaji aku akan ditahan dan kamu tahu
“Ada yang ingin bertemu denganmu, Riana!”Wanita yang dipanggil Riana itu segera menoleh saat mendengar namanya dipanggil, dan ia mendapati Zoe di sana—partner kerjanya.Riana yang tengah bersiap-siap kini menjawab ucapan dari temannya itu. “Siapa?” tanyanya dengan kening berkerut.Dia tahu, mereka berdua adalah primadona yang paling banyak dicari dan di sukai karena skilnya di club malam terkenal ini. Oleh karena itu, tidak heran lagi jika Riana tahu ada yang mencarinya padahal dia baru saja akan kembali memulai bekerja.Wanita bernama Zoe itu hanya mengedipkan matanya. “Kau pasti tahulah, Riana. Siapa lagi yang repot-repot mencarimu meski tahu sudah ada banyak wanita cantik dan seksi yang berjejer siap melayaninya.”Tanpa dijelaskan lebih inci lagi, Riana langsung tahu siapa ‘tamu' yang dimaksud oleh Zoe tersebut. Dengan perasaan bahagia dan aura yang berbinar Riana langsung mengulas senyum lebar.“Aku akan segera menemuinya, Zoe!” balas Riana dengan sumringah.Sudah berapa hari ‘ta
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments