All Chapters of Malam Terakhir di Singgasana: Chapter 21 - Chapter 30

Dalam waktu singkat, berita bahwa Lyra gagal keluar istana menyebar seperti burung terbang yang hinggap di telinga setiap selir istana.Semua orang merasa terkejut dan secara otomatis berkumpul di Istana Anggrek milik Selir Yuna untuk membahas tindakan selanjutnya.Lyra dibawa kembali ke Pengadilan Istana oleh Damian dan dikurung di sel terpisah.Sel itu kecil, sempit, dan tanpa jendela. Ketika lampu dimatikan, sel itu tampak seperti peti mati.Dia duduk di lantai yang dingin sambil memeluk lututnya. Pikirannya terus tertuju pada pria itu yang mungkin masih menunggunya di luar gerbang istana. Memikirkan bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bisa bertemu lagi, hatinya terasa perih.Setelah di titik ini, dia khawatir Roni tidak dapat berbuat apa-apa lagi.Dia juga tidak berharap Roni akan dicurigai oleh Kaisar, dan mengetahui kalau mereka berdua sudah lama saling mengenal.Kaisar mudah curiga dan paling benci pada kebohongan. Begitu tahu faktanya, Kaisar pasti akan membunuhnya tanpa rag

Terdengar suara "plak" yang nyaring, tubuh Lyra menegang dan menggigil.Kemudian dia menyadari bahwa cambukan yang menghantam tubuhnya meski terdengar mengerikan, namun tidak sesakit yang dibayangkannya.Dia tertegun sejenak, dan ketika cambuk kedua menghantamnya, dia teringat pada Roni.Sepertinya algojo itu sudah mendapat perintah dari Roni, sehingga tidak melukainya terlalu parah.Namun, walaupun tidak kuat, cambukan berulang kali tetap akan menimbulkan rasa sakit yang tak tertahan. Pakaiannya robek dan tubuhnya mulai terasa perih.Tidak tahu sudah berapa banyak cambukan yang didapatnya, tiba-tiba terdengar dari luar suara orang berteriak, "Berhenti!"Kasim yang sedang mengeksekusi segera menyingkirkan cambuknya.Kemudian muncul Toni yang masuk sambil memegang tongkatnya.Ferdi buru-buru berdiri untuk menyambutnya dan berkata, "Kepala Kasim, kenapa Anda datang ke tempat yang kotor seperti ini?"Toni melirik sekilas ke arah Lyra. Dia melihat gadis itu diikat di tiang penyiksaan, waja

Agam terkejut dan menjelaskan, "Tolong Tuan jangan marah. Saya nggak kenal Dayang Lyra. Saya hanya pernah melihatnya dari kejauhan dua kali. Saya dengar dari orang-orang kalau dia adalah dayang yang bertanggung jawab atas kamar tidur Yang Mulia. Saya hanya ingin tahu kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai bisa...""Kesalahan apa yang sudah dia lakukan, Tuan Agam nggak perlu khawatir. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa sebaiknya jangan banyak bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan Istana Langit Emas. Nggak ada gunanya mengetahui terlalu banyak." Toni memotong ucapannya sebelum dia selesai berbicara.Agam ditegur di depan umum, wajah tuanya seketika menahan malu, jadi dia terdiam dengan canggung. Heni berusaha menenangkannya dan berkata, "Tuan, tolong jangan salah paham. Tuan Agam nggak bermaksud apa-apa. Hanya saja, kami memang memberikan tugas sesuai dengan tingkat kesalahannya. Jika hal itu nggak boleh diungkapkan karena terkait dengan Istana Langit Emas, maka Tuan ng

Kabar bahwa Lyra dihukum di Biro Pelayanan Wanita segera menyebar di seluruh istana, dan para selir tidak tahu harus menanggapi hal itu sebagai kabar baik atau kabar buruk.Sisi baiknya adalah dia tidak akan muncul lagi di hadapan Kaisar.Sisi buruknya adalah dia masih tinggal di istana.Selama dia belum keluar dari istana, maka keberadaannya akan tetap menjadi bahaya tersembunyi. Siapa yang tahu apakah Kaisar akan berubah pikiran dan membawanya kembali?"Setiap bulan selalu ada yang meninggal di tempat seperti Biro Pelayanan Wanita itu. Kalau memang nggak bisa, biarkan saja dia mati di sana!"Ketika Selir Yuna mengatakan hal itu, dia sedang membakar dupa untuk Dewa di sebuah altar kecil di dalam Istana Anggrek.Dia membungkuk tiga kali dan berdoa dengan penuh ketaatan, "Mohon ampuni saya, Dewa. Saya bukanlah orang yang kejam. Hanya saja gadis itu terlalu cantik. Saya takut Yang Mulia akan tergoda, lalu mengabaikan urusan pemerintahan dan menghancurkan pondasi yang telah dibangun selam

Toni melihatnya berdiri dan bergegas maju untuk membantunya, "Yang Mulia mau pergi ke mana?"Ke mana?Kaisar tertegun sejenak dan berkata dengan kesal, "Bukannya kau memintaku untuk beristirahat?""Iya." Toni menjawab, dia cukup kecewa.Dia pikir Kaisar tidak akan bisa menahan diri untuk melihat gadis itu, tetapi dia tidak menyangka kalau Kaisar malah akan tidur.Kaisar benar-benar tidak berperasaan.Toni menghela napas diam-diam, menemani Kaisar keluar dan menyuruh Raka untuk segera menyajikan makan malam.Kaisar tidak begitu berselera makan, jadi dia meletakkan sendoknya setelah beberapa suap dan pergi ke kamar tidur.Ketika beberapa dayang istana yang bertugas di kamar tidur mengetahui bahwa Kaisar sedang makan malam, mereka segera menyiapkan tempat tidur Kaisar dan menunggunya kembali.Kaisar tahu bahwa mereka adalah dayang istana yang belajar etiket dengan Lyra. Dia tak dapat menahan diri untuk memikirkan malam itu, ketika mereka memberi selamat kepada Lyra karena akan meninggalka