Setelah gairah bercinta mereda, Lyra terbaring lemas di pelukan Kaisar. Butir-butir keringat membasahi dahi dan hidungnya, matanya sayu, seolah-olah dia akan tertidur kapan saja.Tidak ada selimut di sofa, jadi Kaisar menarik jubah naga untuk menutupinya.Warna kuning cerah menyelimuti kulit putih saljunya. Lyra menolaknya, lalu berkata lemah, "Ini jubah naga Kaisar. Hamba tak pantas.""Aku yang mau, kau takut apa?" Kaisar memeluknya, suaranya yang serak membujuk. "Kalau kau menurut, aku akan memberikan apa pun yang kau mau."Lyra terdiam sejenak di pelukannya, lalu dengan ragu berkata, "Kalau begitu, hamba nggak mau tinggal di sini lagi. Yang Mulia, apa Anda bisa memberi hamba tempat lain?"Kaisar merasa sedikit lelah, tetapi begitu mendengar kata-katanya, dia tiba-tiba menjadi bersemangat.Apakah dia sedang meminta sesuatu padanya?Jika dia mengajukan permintaan, apakah itu berarti dia telah menerimanya?Apakah dia sudah memutuskan untuk menjalani hidup yang baik bersamanya?Apakah d
Read more