Langkah Raksaya menggema di aula kematian.Dinding batu hitam memantulkan suara sepatu besinya, bergema seperti genderang perang yang lambat. Setiap langkah terasa berat, seolah bumi sendiri menahan napas.Lelaki itu baru kembali dari bumi, dan sekarang sudah diperintah untuk mengurus pengkhianat.Di tangannya, tubuh Wirya terseret, penuh luka, berlumur debu dan darah kering. Kepala lelaki itu tertunduk, rambutnya menutupi wajah, tapi sorot matanya masih menyala samar, campuran antara amarah dan ketakutan yang tidak mau mengaku kalah.Raksaya melempar tubuh itu ke tengah pelataran, memaksanya membungkuk ke singgasana, menghadap Dewa Kematian dan istrinya. Yama berdiri di singgasananya, tubuh tegap, wajahnya tenang, tapi di balik sorot mata itu ada sesuatu yang mengerikan, dingin dan kerjam seperti kematian yang menunggu mangsannya. Di sebelahnya, Melati berdiri dengan gaun putih pucat, masih menyisakan bekas luka merah samar di dada, luka dari ritual pengikatan. Sementara itu, Wirya b
Last Updated : 2025-10-08 Read more