Natalie mengangkat bahu. "Tapi dia nggak setuju, aku bisa apa?"Wajah Stella langsung berubah pucat, benar-benar dramatis. Beberapa saat kemudian, dia baru bisa bersuara, "Untuk bisa bersama, kedua belah pihak harus setuju. Tapi untuk putus, nggak perlu. Jadi, kalian sebenarnya sudah bisa dibilang putus. Pak Denzel sekarang statusnya lajang."Usahanya untuk menambal kalimat itu terkesan konyol.Natalie tak berkata apa-apa. Dengan dingin dan malas, dia membalas, "Kamu masih mau bilang apa lagi? Kalau nggak ada lagi, keluar saja, aku mau istirahat."Stella melangkah ke pintu. Dia tiba-tiba berhenti dan menoleh, "Kak Natalie, sekarang peluangmu untuk punya anak kecil. Kalau kamu cinta sama Pak Denzel, kamu pasti nggak mau dia nggak punya keturunan, 'kan?"Wajah Natalie seketika menjadi sangat dingin. Nada suaranya sinis. "Coba ulangi sekali lagi."Tatapannya tajam seperti pisau. Stella kaget dan langsung tidak berani berbicara sembarangan lagi. Dengan panik, dia menarik pintu, lalu cepat-
続きを読む