Langkah demi langkah, Wu Yao merasakan tanah di bawah kakinya bukan lagi milik dunia lama. Lapisan Uji Takdir membawa mereka semakin dalam ke pusaran yang diciptakan oleh kehendak zaman, dan setiap napas yang ia hirup seakan menuntut jiwa untuk menimbang pilihan. Di sekitarnya, kota yang runtuh masih berdiri dalam kebisuan yang menyesakkan, seolah waktu di sana berhenti sejak seribu tahun lalu. Batu-batu nisan bertebaran di sepanjang jalan, dan masing-masing mengandung ukiran nama orang-orang yang mereka kenal. Ada nama sahabat, rival, bahkan nama mereka sendiri, seakan dunia ingin memperlihatkan kemungkinan nasib yang sudah tertulis. Luo Yian berjalan paling dekat di sisinya. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan kengerian ketika menemukan sebuah nisan dengan ukiran samar, “Di dunia ini Luo Yian memilih logika di atas hati, maka ia kehilangan segalanya.” Ia mengepalkan tangan, menahan gemetar. “Tempat ini… seperti pengadilan takdir yang dipalsukan.” Wu Yao menunduk, menyentuh nisa
Terakhir Diperbarui : 2025-08-20 Baca selengkapnya