Langkah Alice terhenti sesaat sebelum ia menghampiri rombongan kerajaan yang baru saja tiba di halaman kuil agung. Dari kejauhan, ia melihat Louis masih berada di atas kudanya. Lelaki itu tegap duduk di pelana, sorot matanya tak pernah lepas dari Alice. Ada sesuatu dalam tatapan itu, tenang, penuh keyakinan, seolah hendak menyampaikan: “Aku di sini. Aku akan menjagamu. Jangan khawatir.”Alice menahan senyum tipis yang nyaris lolos dari bibirnya. Keberadaan Louis selalu membuatnya merasa sedikit lebih aman, meski situasi di sekelilingnya kerap penuh bahaya. Ia menarik napas, meluruskan punggung, lalu melangkah maju menyambut tamunya.Pangeran Evrard, yang sedang berbicara dengan Pendeta Agung, langsung menoleh ketika mendengar langkah ringan Alice. Senyumnya melebar, matanya berbinar terang, terlihat jelas bahwa ia sangat menantikan pertemuan ini. “Lady Alice,” sapanya hangat, nyaris terlalu hangat untuk ukuran seorang pangeran yang biasanya tegas.Alice menundukkan badan sedikit, memb
Last Updated : 2025-09-02 Read more