Malam itu, di bawah tatapan tajam Tanika yang menguasai, Fiona membuktikan penebusannya. Aku bisa melihatnya memejamkan mata sesaat, mengambil napas dalam-dalam, lalu tangannya yang bergetar meraih resleting celanaku. Dengan gerakan yang ragu namun tegas, dia membukanya, membebaskan kejantananku yang kini sudah berdenyut, menegang di hadapannya.Dia menatapku sekali lagi, matanya memancarkan campuran ketakutan, hasrat, dan rasa menyerah. Aku hanya menatapnya, membiarkan dia menanggung semua tekanan itu. Inilah yang diinginkan Tanika.Dengan perlahan, Fiona membungkuk, menundukkan kepalanya, dan menyentuh ujung kejantananku dengan bibirnya yang lembut. Getaran kecil menjalari tubuhku. Dia menghisapnya, sangat lembut pada awalnya, seolah takut akan membangkitkan sesuatu yang terlalu besar. Namun, desahan Tanika dari sofa, yang mengawasinya dengan seksama, seolah 
Last Updated : 2025-08-31 Read more