“Kenapa kamu bisa ada di sini?” ujarku, berusaha tetap tenang. Jangan sampai Javran tahu kalau aku ke sini untuk mengunjungi Naura. “Tadi abis jenguk temen,” balasnya. “Kamu sendiri lagi ngapain di sini? Kamu sakit?”Aku menggeleng. Tiba-tiba merasa gugup. “Aku juga, abis jenguk temen.”“Kenapa nggak bilang dulu? Bukannya kamu udah janji bakal kasih tahu aku kemanapun kamu pergi?” ujar Javran lagi, menatapku dengan sorot kecewa.“Tadi kupikir kamu udah berangkat kerja. Terus tadi aku juga agak buru-buru…” aku menggantungkan kalimat. Saat tatapanku bertemu Irgian, aku buru-buru mengubah topik. “Oh iya, ini temenku waktu SMA dulu, dokter residen di sini. Namanya Irgian.” Aku meraih lengan Javran dan menariknya mendekati Irgian. Kutatap Irgian sambil tersenyum tipis. “Ini Mas Javran, suamiku.”Irgian agak kaget, tapi kemudian tersenyum dan mengulurkan tangan, “Saya Irgian.”Sebelah alis Javran terangkat naik. Dia menatap Irgian aneh, tapi tetap menerima uluran tangannya. “Saya Javran.”
Last Updated : 2025-08-02 Read more