Setelah beberapa menit, napas Pak Karyo makin berat, gerakannya makin cepat, seperti mesin yang mendekati batasnya."Dik... Mas udah deket..." peringatnya, tangannya mencengkeram rambut Maya sedikit lebih erat, menunjukkan urgensi.Maya yang sudah terlalu lelah untuk mundur hanya mengangguk kecil, matanya terpejam, bersiap untuk apa yang akan datang. Namun tiba-tiba, Pak Karyo menarik diri dari mulutnya, tangannya dengan cepat mengelus kejantanannya sendiri."Angkat muka, Dik... liat Mas," pintanya, suaranya penuh urgensi, seperti perintah terakhir sebelum ledakan.Maya membuka matanya, mengangkat wajahnya dengan bingung, dan sebelum dia sempat memahami, Pak Karyo mencapai puncaknya."Hrrrgh! Dik!" geramnya, dan cairan hangat menyembur dari ujung kejantanannya, mendarat di wajah Maya—pipinya, hidungnya, bahkan sedikit di bibirnya.Maya tersentak, matanya melebar kaget, tak menyangka ini
Last Updated : 2025-11-14 Read more