Pencarian donor dimulai minggu berikutnya. Maya memutuskan untuk mendekati sepupunya, Andi, yang sudah memiliki tiga anak. Mereka bertemu di Starbucks sebuah mall di Jakarta Selatan, jauh dari lingkungan sosial mereka yang saling mengenal."Jadi," Andi menyesap espresso-nya dengan gugup, "kalian mau aku... ngasih...""Spermamu," Maya menyelesaikan kalimatnya, mencoba kedengaran profesional seperti waktu meeting. "Secara medis, tentu aja. Semua bakal dilakukan dengan prosedur yang bener."Andi nyaris tersedak kopinya. "Are you out of your mind?" bisiknya tajam. "Gimana kalo Tante tau? Atau Papa? Mereka bisa kena stroke!""Nggak bakal ada yang tau," Maya mencondongkan tubuhnya, suaranya memohon. "Please, Ndi. Kamu tau kan banget kami pengen punya anak.""No way." Andi menggeleng tegas, membereskan tasnya. "Aku nggak mau ikutan drama kayak gini. Cari orang lain aja deh." Ia berdiri, lalu menambahkan dengan nada lebih lembut, "Dan May... please jangan cerita ke siapa-siapa soal obrolan in
Terakhir Diperbarui : 2025-07-05 Baca selengkapnya