Aroma kopi segar menyambut Maya begitu dia menuruni tangga. Langkahnya melambat saat mendekati dapur, jantungnya berdegup lebih kencang. Dari ambang pintu, dia bisa melihat punggung Pak Karyo yang sedang sibuk menyiapkan sarapan—telur, roti panggang, dan buah-buahan segar tersusun rapi di atas meja. "Pagi, Bu," sapa Pak Karyo tanpa berbalik, seolah bisa merasakan kehadiran Maya. "Pagi," balas Maya, suaranya lebih pelan dari yang dia inginkan. Pak Karyo akhirnya berbalik, membawa dua cangkir—satu berisi kopi hitam, satu lagi berisi sesuatu yang berbeda. "Saya buatin teh herbal khusus untuk Ibu," ucapnya dengan nada normal, seolah semalam tidak terjadi apa-apa. "Bagus untuk ibu hamil." Maya mengangguk, menerima cangkir teh dengan kedua tangan. Jari mereka bersentuhan sekilas, dan reaksi tubuhnya sungguh mengejutkan—wajahnya langsung terasa panas
Last Updated : 2025-11-08 Read more