Hanya saja sebelum dia sempat bereaksi, liontin giok itu sudah tertahan oleh rantainya, bergoyang-goyang di udara."Itu liontin giok yang kakek berikan padaku, di bagian dalamnya terukir namaku."Wajah Felicia berubah sedikit, sementara Leonard sudah mengambil liontin itu dan melihat ukiran satu kata, Adelina.Baru sempat dilihat sekilas, Adelina langsung menarik kembali liontin itu dengan kuat, menatapnya seperti sedang melihat badut."Sudah lihat? Dia mau buktikan apa lagi? Apa kamu mau bilang liontin yang Felicia beli sengaja diukir dengan namaku?"Nada Adelina penuh sindiran, wajah Leonard jadi terlihat sangat buruk. "Adelina, kenapa kamu harus terus memojokkan orang begini?""Untuk orang buta dan bebal, aku takut kalau aku ngomong halus, kamu nggak ngerti."Leonard pun jadi marah sampai malu. Dia lalu membentak, "Cuma liontin giok saja, kamu kira kami peduli? Kakek juga cuma asal kasih kamu itu, kamu malah menganggap itu berharga, benar-benar kampungan, memalukan!"Kata-katanya ba
Baca selengkapnya