Semua Bab Kurawat Dengan Cinta, Dibalas Dengan Pengkhianatan: Bab 11 - Bab 20

Julian sama sekali tidak percaya. Dia bahkan belum menyebutkan soal perceraian, atas dasar apa Claire berani melakukannya lebih dulu?Tiba-tiba, dia teringat setumpuk dokumen. Dengan panik, Julian memutar arah kursi rodanya dan melaju ke ruang kerja.Di antara tumpukan dokumen itu, ada satu lembar surat perjanjian cerai yang terletak paling bawah. Tertulis dengan jelas bahwa karena hubungan mereka sudah retak, kedua belah pihak sepakat untuk bercerai secara sukarela. Di bagian bawah, tertera tanda tangan Claire dan Julian.Julian menatap kertas itu dengan tatapan tak percaya. Matanya mulai tampak memerah. Claire ternyata sudah merencanakan perceraian ini sejak lama. Claire menipunya agar menandatangani surat perjanjian cerai ini, bahkan menunggu sampai masa tenang perceraian selesai, lalu mengambil surat cerainya.Wajah Julian langsung menjadi kelam. Dia menggertakkan gigi sambil memerintahkan sopir, "Temukan dia! Kerahkan semua orang untuk cari Claire! Aku ingin lihat, drama macam apa

Lorraine tidak sanggup melihat Julian memaksakan senyuman seperti itu."Julian, Ibu tahu kamu selalu bangga dan keras kepala sejak kecil. Wajar kalau kamu belum bisa menerima soal perjanjian ini, tapi ...."Senyuman Julian membeku. Wajahnya yang biasanya penuh dengan keangkuhan, kali ini menampakkan kepasrahan. Namun tak lama kemudian, semua emosi itu dia tekan dalam-dalam. Dia kembali menunjukkan wajah dingin dan tenang seperti biasanya.Tanpa ragu, dia memotong ucapan ibunya, "Ibu mikir terlalu jauh. Yang sebenarnya nggak bisa menerima semua ini adalah Claire.""Kalau dia tahu aku akan menikah dengan Amber, dia pasti akan menyesal dan langsung datang kembali mencariku. Tunggu saja, Bu. Claire nggak mungkin nggak mencintaiku!"Sambil berbicara, Julian merapikan kerah bajunya, lalu menegakkan tubuhnya dengan penuh percaya diri. Sebelum Lorraine sempat mengatakan apa-apa, Julian sudah berbalik dan naik ke lantai atas.Di kamar, Amber yang masih mengantuk membuka matanya. Hal pertama yan

Sopir langsung menginjak pedal gas dalam-dalam, membawa Julian pulang secepat mungkin.Begitu sampai, Julian bergegas naik ke lantai atas. Amber yang hanya mengenakan baju tidur tipis berjalan menghampirinya sambil tersenyum manja. "Julian, kamu ke mana saja? Aku belum puas main bareng kamu tadi."Julian menghindari lengannya dan langsung mencengkeram kedua bahunya dengan kuat. Kemudian, dia bertanya dengan jelas sepatah demi sepatah kata, "Amber, aku tanya ... apa alasanmu sebenarnya kembali ke negara ini?"Tatapan mata Julian yang merah menyala membuat Amber mulai panik. Dia mencoba melepaskan diri, tetpai cengkeraman Julian sangat kuat hingga membuatnya ketakutan."Apa sih, Julian? Kenapa tiba-tiba nanya begitu? Aku sudah cerita bukan, aku cerai karena mantan suamiku KDRT."Mendengar hal itu, Julian menyeringai dingin dan menyalakan alat perekam.Saat suara Amber terdengar memenuhi ruangan, wajahnya mulai pucat. "Bukan begitu ... bukan, Julian! Itu cuma emosi sesaat, aku ngomong beg

Mendengar penjelasan dan permintaan maaf Julian yang datang terlambat, Claire justru merasa semuanya begitu menggelikan. Dia menatap Julian dari ujung kepala sampai kaki, sorot matanya sudah tidak menyisakan sedikit pun kepedulian atau cinta seperti dulu. Yang tersisa hanyalah rasa dingin dan jijik."Julian, kamu nggak merasa dirimu lucu?""Saat aku masih di sampingmu, kamu menjadikan Amber sebagai sosok sempurna di hatimu. Kamu cuma terus-menerus memikirkan bagaimana bisa bersamanya. Sekarang, setelah kamu sadar Amber nggak pernah benar-benar mencintaimu, kamu baru ingat aku?""Di matamu, aku ini apa, hah? Cadangan yang bisa kamu panggil dan buang sesukamu?""Kamu pikir, hanya dengan berdiri di depanku dan mengucapkan kata-kata itu, aku akan luluh? Kamu terlalu meremehkanku, Julian. Cinta darimu bukan sesuatu yang berharga, dan aku nggak tertarik!"Setelah berkata demikian, Claire pun berbalik tanpa menoleh sedikit pun dan langsung pergi. Dalton dengan sigap menyusul langkahnya.Julia

Julian membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang dia dengar. Namun, tak ada satu kata pun yang sanggup dia ucapkan untuk membela diri. Dia benar-benar tidak tahu bahwa ibunya telah menipu Claire dan menggunakan cara kotor untuk memaksa Claire tetap berada di sisinya.Baru saat inilah dia sadar, permintaan maaf dan permohonan pengampunannya itu terlalu rapuh bila dibandingkan dengan luka yang pernah diderita Claire.Tanpa sadar, Julian dan keluarganya telah melukai hati Claire perlahan-lahan hingga mati rasa. Kini, Claire berbalik dan melangkah pergi. Julian bahkan tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun untuk menahannya.Menatap punggung Claire yang semakin menjauh, Julian merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang pelan-pelan menghilang dan rasanya tidak akan pernah kembali.Tanpa merasa putus asa, dia mengajukan pertanyaan yang terakhir, "Claire ... selama tiga tahun itu, apa kamu pernah mencintaiku? Meski cuma sedikit saja?"Langkah Claire terhenti.Dalam sekejap, kenangan akan pe