“Memangnya, seperti apa yang aku pikirkan, Aurelyn?” tanya Zephyr menatap tajam ke arah Aurelyn di depannya.Aurelyn tercekat. Lidahnya kelu, seolah setiap kata yang hendak ia ucapkan akan langsung menjadi senjata untuk menyerangnya sendiri.Aveiro menatap keduanya bergantian, lalu tersenyum sinis. “Aku ada waktu siang ini, Aurelyn. Kita bicara saat jam makan siang nanti. Jangan di sini, bahaya, nanti ada yang terbakar,” sindir Aveiro berlalu pergi dari sana, menahan rasa kesalnya.“Waw, apa kamu berniat untuk memperbaiki pertunangan kalian yang dibatalkan?” tanya Zephyr berusaha tenang, tapi tidak dengan sorot mata tajamnya yang menunjukkan ekspresi dingin dan datar.“Bukan urusanmu,” ujar Aurelyn memalingkan wajahnya dan berlalu pergi dari sana.Langkah Aurelyn baru saja berbalik ketika suara Zephyr kembali menahannya.“Bukankah semua ini urusanku, Aurelyn?” ucapnya dingin. Nada itu tak meninggi, tapi cukup tajam untuk menusuk tulang.Aurelyn berhenti, namun tak berbalik. Ia bisa me
Terakhir Diperbarui : 2025-10-15 Baca selengkapnya