“Padahal aku sudah bersabar terlalu lama menunggu kamu,” gumamnya memejamkan mata.Seketika itu juga, kenangan lama menyeruak, menarik Zephyr jauh ke masa sepuluh tahun silam.Saat itu Zephyr baru pulang dari perjalanan panjang, dia merasa lelah, lusuh, dan penuh luka batin. Ia baru saja gagal lagi dalam pencariannya, tidak menemukan bukti apa pun tentang kematian sang ayah. Dunia baginya terasa kosong, dan rumah besar yang ditempatinya malam itu hanya dipenuhi bayangan kesepian.Ia duduk sendirian di taman belakang, menatap langit malam yang kelabu, kedua tangannya menutupi wajah. Untuk pertama kalinya dalam waktu lama, ia merasa hancur.“Kenapa kamu kelihatan sedih sekali?” suara lembut, polos, dan penuh rasa ingin tahu terdengar dari arah belakang.Zephyr menoleh, dan di sanalah, untuk pertama kalinya ia melihat Aurelyn. Gadis belia dengan seragam sekolah masih melekat di tubuh mungilnya, rambut hitam panjangnya tergerai, dan matanya bersinar dengan kejujuran yang jarang ia temui.
Terakhir Diperbarui : 2025-10-24 Baca selengkapnya