Semua Bab (Not) One Night: Bab 11 - Bab 20

Saat akan pulang bekerja, Evelyn dikejutkan dengan sosok Karina yang berada di parkiran cafe tempatnya bekerja. Lebih mengejutkan lagi saat Karina berkata kalau dia memang sedang menunggu Evelyn."Jam segini baru selesai kerja?" Karina bertanya pada Evelyn yang kini sudah berada di dalam mobil bersamanya."Iya. Baru selesai beres-beres soalnya," jawab Evelyn dengan ramah. Karina memperhatikannya sesaat sebelum melajukan mobil."Bagaimana kabarmu sekarang?" Karina bertanya. Matanya menatap lurus pada jalanan. Sesekali dia melirik pada Evelyn yang duduk di sampingnya dari sudut mata."Sangat baik, Kak." Evelyn menjawab dengan senyuman yang cerah. Karina malah tak mengerti melihat sikap Evelyn sekarang. Apa dia tak kepikiran tentang malam yang sudah dia lalui dengan Alan? Apa dia tak merasakan takut sedikit pun kalau dia bisa saja hamil setelah apa yang terjadi di malam itu? Atau mungkin dia tak kepikiran sampai sana karena hanya melakukannya sekali saja?"Aku ingin bicara berdua denganm

Yang Evelyn tahu, Alan adalah seorang duda. Pria itu pernah menikah, walau berujung dengan perceraian. Dengan fakta tersebut, menjelaskan kalau Alan adalah orang yang berpengalaman dalam urusan ranjang. Sangat berpengalaman sepertinya.Evelyn tak paham dan tak mengerti dengan yang Alan pikirkan. Evelyn yakin sekali kalau pria itu bisa menemukan wanita lain yang hebat dan bisa memberikan kepuasan padanya. Evelyn tak mengerti, kenapa malah dia yang dicari pria itu.Evelyn memberontak awalnya, walau berakhir dengan pasrah dalam kuasa Alan. Tubuhnya yang sensitif terasa mudah sekali menerima setiap rangsangan dari Alan. Evelyn ingat lagi, Alan pasti berpengalaman. Jadi pasti pria itu tak akan kesulitan untuk menaklukan wanita. Termasuk dirinya. Dan Evelyn tak suka dengan fakta tersebut.Evelyn ingin menolak ketika sekelebat omongan Karina melintas dalam benaknya. Namun sentuhan-sentuhan panas Alan di tubuhnya malah secara tak langsung membuatnya mendambakan lebih. Tubuh dan pikirannya tak

Evelyn sedang mencuci piring kotor sebelum pulang saat dirinya dipanggil oleh Hani ke ruangan wanita itu. Evelyn tak memiliki firasat apapun terhadap panggilan itu walau agak penasaran juga."Ada apa, Bu?" Evelyn bertanya setelah duduk berhadapan dengan managernya tersebut. Hani tak mengatakan apa-apa dan langsung menyodorkan sebuah amplop pada Evelyn."Itu gajimu untuk bulan ini. Dan besok, kamu tak perlu datang lagi ke sini," ucap Hani. Evelyn yang semula bingung kini langsung terkejut."Maksudnya, Bu?" tanya Evelyn dengan perasaan takut. Hani terlihat menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan dari Evelyn barusan."Kamu dipecat, Evelyn. Hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja," jawab Hani. Tubuh Evelyn membeku mendengar itu. Dipecat? Kenapa mendadak seperti ini?"Apa saya melakukan kesalahan, Bu?" Evelyn bertanya dengan harapan Hani akan menarik kata-katanya. "Tidak. Sebaiknya kamu segera pulang dan semoga saja kamu segera mendapatkan pekerjaan yang lebih baik," ucap Hani. Sete

Alan menyiapkan makan malam untuknya dan Evelyn, sementara Evelyn hanya duduk diam di meja makan. Semua makanan yang terhidang bukanlah Alan yang masak. Tapi dia membeli secara online. Alan hanya menatanya saja di meja makan.Evelyn diam, tak banyak bicara. Setelah banyak hal yang terjadi padanya akhir-akhir ini, Evelyn merasa lelah fisik maupun hati. Dia ingin istirahat, namun keberadaan Alan di sekitarnya membuat Evelyn sulit merasakan ketenangan.Evelyn sempat bertanya pada Alan tadi tentang orang tuanya. Alan tak menjawab secara rinci, walau Evelyn mendesak. Alan hanya berkata kalau dia tahu siapa orang tua Evelyn dan memberi tahu Evelyn kalau kedua orang tuanya masih hidup.Evelyn mendesak Alan untuk memberi tahu dia siapa orang tuanya, karena Evelyn ingin tahu. Namun Alan tak memberi tahunya nama atau pun tempat tinggal mereka. Alan hanya berkata kalau Evelyn sebaiknya tak mencari tahu tentang mereka jika tak mau sakit hati.Walaupun sudah diperingatkan, tetap saja Evelyn merasa

Seperti permintaannya kemarin, Evelyn hari ini akan bertemu dengan Zara di sebuah cafe. Zara yang menentukan tempatnya, dan mereka akan bertemu di cafe tersebut.Setelah mereka berdua duduk di cafe tersebut, Zara terlihat senang sekali karena bisa bertemu dengan Evelyn lagi. Selain karena dia sibuk dengan jadwal kuliahnya, Zara juga kemarin sempat mampir ke cafe tempat Evelyn bekerja. Namun dia malah kaget mendengar kabar dari salah satu pegawai kalau Evelyn sudah dipecat."Kemarin salah satu temanmu bilang kalau kamu sudah tak bekerja di cafe itu lagi karena di pecat. Memangnya itu benar?" Zara bertanya seraya menyimpan tasnya di kursi yang kosong."Iya. Aku dipecat." Evelyn menjawab dengan senyuman kecil. Zara terlihat kaget mendengar jawabannya barusan."Kok bisa di pecat sih? Memangnya kamu melakukan kesalahan apa sampai langsung dipecat seperti itu tanpa di beri peringatan?" tanya Zara penasaran. Evelyn menggeleng pelan."Aku juga tak tahu apa salahku. Bu Hani tak mengatakan alas