All Chapters of Semalam Dengan Komandan: Chapter 41 - Chapter 50

59 Chapters

Rahasia Rama

Rama yang sebelumnya berbaring menikmati elusan Khansa sontak langsung duduk. Wajahnya seketika serius. “Kok mendadak bilang gitu?” tanya pria itu. “Kenapa emangnya? Apa Mas nggak mau ya?” “Bukan begitu. Saya hanya kaget kamu tiba-tiba kepikiran mau program bayi tabung.”“Ya itu ‘kan salah satu solusi, Mas. Emang kamu nggak mau punya anak dari benih kamu sendiri apa? Oh, atau kamu merasa keberatan karena biayanya mahal?”Rama menghela napas panjang. “Ini bukan soal mahal atau murah, Khansa. Iya, memang biayanya mahal. Tapi program bayi tabung juga nggak selalu berhasil, masih ada risiko kegagalan juga.”“Tapi setidaknya juga ada kemungkinan berhasil Mas. Iya, aku tahu kok kalau program bayi tabung pun masih bisa gagal, tapi setidaknya ada kemungkinan berhasil juga kalau dicoba.”Rama mengerutkan keningnya. Ia paham, wanita manapun ketika sudah menikah pastinya ingin sekali memiliki anak dari darah dagingnya sendiri. Khansa juga seperti itu. Masalahnya, keinginan Khansa kali ini enta

Last Updated : 2025-08-11

Hamil

Khansa terus kepikiran dengan ucapan Pricil. Apa memang benar tujuan Rama menikahi Khansa bukan sekadar mencintainya melainkan ada alasan lain? Jika memang ada alasan lain, lantas apa alasannya? Mungkin kalau Khansa anak konglomerat, ia bisa menebak barangkali Rama menikahinya supaya bisa ikut menikmati harta warisan keluarganya. Namun, Khansa bukan siapa-siapa. Ia justru hanya seorang wanita miskin. “Apa dia cuma mau mempermainkan aku ya? dia bilang begitu supaya aku curiga ke Mas Rama?” batin Khansa. Sayangnya, meskipun Khansa berusaha untuk tidak memikirkan hal itu, nyatanya ia tetap kepikiran. Pada akhirnya, ketika Rama kembali dari toilet, Khansa langsung memasukkan kertas berisi alamat tersebut ke dalam tas selempang kecilnya. Khansa memutuskan untuk tidak memberi tahu Rama bahwa tadi ia bertemu dengan Pricil. Tepat sekali ketika Rama datang, pelayan juga datang mengantarkan pesanan makanan mereka. Selama makan malam berlangsung, Rama berusaha untuk bersikap romantis dan teru

Last Updated : 2025-08-12

Zonk

Beberapa saat setelahnya, Sindi kembali. Wajahnya kelihatan letih dan pucat. Kedua matanya juga berair khas orang yang baru saja muntah-muntah. Ia kelihatan benar-benar lemas. “Bu Bima baik-baik aja? Wajahnya pucat banget lho,” ucap salah satu ibu persit di sana.Sindi memaksakan diri untuk tersenyum meskipun perutnya masih terasa melilit. “Nggak papa, Bu. Cuma masih mual aja.”“Bu Bima sakit atau bagaimana? Masuk angin?” Sindi menggeleng. “Saya juga nggak tahu, Bu. Perasaan pagi tadi saya juga nggak kenapa-kenapa kok.”“Jangan-jangan Bu Bima hamil, ya?” Salah satu ibu persit di sana tiba-tiba berseru. Semua mata seketika tertuju kepada perempuan itu lalu kepada Sindi secara bergantian. “Bu Bima lagi hamil kah?” Akhirnya, satu per satu ibu persit lain mulai membahas kemungkinan kalau Sindi hamil. Sebenarnya, Sindi tidak berekspektasi kalau ibu-ibu persit lain akan mengira dirinya hamil. Ia sendiri bahkan tidak kepikiran. Masalahnya, intensitas hubungan badannya dengan Bima juga be

Last Updated : 2025-08-13

Dibohongi

“Kamu… Kamu hamil?” tanya Bima. Ia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.Sindi terpaksa mengangguk. Ia sudah terlanjur berbohong. Kalau ia mengoreksi ucapannya tadi kemudian beralasan hanya bercanda, bisa dipastikan Bima akan murka lebih parah. “Iya. Aku hamil, Bim.”Bima menganga. Kedua matanya seketika berseri-seri. Ia langsung memeluk Sindi erat-erat. “Kamu beneran hamil? Kita akan menjadi orang tua ya? Hahaha… akhirnya!” seru Bima gembira. Ia bahkan sampai memeluk dan menciumi wajah Sindi berulang kali saking bahagianya. Sindi yang mendadak diperlakukan dengan baik seperti itu semakin bingung harus melakukan apa. Ia semakin dalam terjun pada kebohongannya sendiri. “Tapi kamu nggak papa ‘kan? Apa mual? Pusing?” tanya Bima penuh perhatian. Sindi hanya menggeleng. “Aku nggak papa kok,” jawabnya lesu. Sikap Bima benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat dari biasanya hanya karena mendengar Sindi hamil. “Kalau begitu mau beli apa? Nanti biar aku beliin.

Last Updated : 2025-08-14

Tamu

Dari sekian banyak tempat, mengapa Khansa seringkali tidak sengaja bertemu dengan Pricil? Khansa sungguh heran. Ia sedang tidak ingin bertemu dengan wanita itu. Bahkan kalau bisa, ia tidak ingin bertemu dengan Pricil selamanya. Khansa yang malas meladeni Pricil karena tahu pembicaraan mereka hanya akan berputar pada masalah Rama berusaha untuk menghindar. Ia hendak berjalan pergi, tetapi Pricil langsung menahan pergelangan tangannya.“Eits! Mau ke mana? Kok buru-buru amat sih?”Khansa kesal bukan main, jadi ia dengan keras menyentak tangan Pricil sampai terlepas dari pergelangan tangannya.“Nggak sopan banget sih nyentuh orang sembarangan!” ucap Khansa ketus. Pricil menyeringai. “Galak amat perasaan. Jadi, kenapa buru-buru banget mau pergi? Takut ya ketemu aku?”Khansa menahan kuat-kuat amarah yang menggelora dalam hatinya. Takut? Untuk apa pula Khansa takut kepada wanita itu? Namun, berhubung Khansa tidak suka ribut serta mereka masih berada di area salon, Khansa menahan diri untuk

Last Updated : 2025-08-15

Salah Orang

Hesti menangis tersedu-sedu dalam pelukan Khansa. Sementara Khansa sendiri masih tidak paham apa yang sebenarnya terjadi kepada sepupunya itu. “Khansa…” Hesti terus terisak. Bahkan untuk bicara saja ia sampai terbata-bata. Melihat Hesti seperti itu tentu saja membuat Khansa kaget. Masalahnya, ia tahu betul kalau Hesti itu tidak suka dengannya. Sejak dulu, sikap Hesti selalu sinis kepada Khansa. Jangankan memeluk Khansa seperti ini, bertemu pandang dengan Khansa saja rasanya dia mungkin tak sudi. Jadi, sebenarnya apa yang dialami oleh wanita itu hingga membuatnya berubah drastis seperti ini?“Hesti, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Khansa.“Aku… Aku… huwaa… Khansa…”Bukannya menjawab, tangis Hesti malah semakin heboh. Berhubung posisi mereka saat ini masih di ambang pintu, Khansa khawatir tangisan Hesti nanti didengar orang lain. “Kita masuk dulu ya? Bicara di dalam aja biar enak.”Khansa akhirnya menuntun Hesti masuk ke ruang tamu. Begitu duduk di kursi, Hesti masih tidak bisa m

Last Updated : 2025-08-16

Rencana Gagal

Di tengah keterkejutan tersebut, Khansa datang dan menyalakan lampu. Ia kaget karena ternyata Rama sudah datang. Ia pikir pria itu belum kembali, makanya Khansa langsung masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam atau sapaan apapun lalu segera menyalakan lampu. “Mas Rama?” Ekspresi Khansa kelihatan sangat kesal.Rama sendiri langsung melepaskan pelukannya dari Hesti begitu sadar bahwa yang ada di dapur bukan istrinya. Ia tidak mengatakan apa-apa kepada Khansa malahan langsung menarik tangan sang istri dan membawanya ke kamar. Plastik berisi belanjaan Khansa ditinggal begitu saja di lantai dapur.“Aduh, Mas! itu belanjaannya di lantai dapur dan—”“Jelasin apa maksudnya ini, Khansa?” potong Rama cepat. “Kenapa sepupu kamu ada di sini?”Khansa yang semula hendak marah kepada Rama karena menempel-nempel kepada Hesti akhirnya tidak jadi sebab ekspresi sang suami kelihatan begitu kesal. “Hesti datang tadi Mas. Dia katanya lagi dikejar-kejar sama pacarnya yang tukang meras dan juga kriminal. D

Last Updated : 2025-08-17

Apa Ibu Nggak Mau Punya Cucu

Keesokan harinya, Khansa bangun kesiangan. Semalam aktivitas peranjangannya dengan Rama begitu intens hingga Khansa sendiri tidak ingat berapa kali Rama keluar di dalam tubuhnya. Ia bahkan juga lupa pukul berapa Rama selesai. Mungkin, Khansa sudah pingsan duluan sebelum sang suami selesai melakukannya. Ketika Khansa menoleh ke samping ranjang, rupanya Rama tidak ada di sana. Khansa terkejut lalu langsung turun dari kasur dengan tergesa-gesa.“Argh…” Khansa meringis menahan nyeri di pinggangnya karena bergerak tiba-tiba. Untuk beberapa saat, Khansa kembali duduk di pinggir ranjang demi meredakan nyeri di pinggangnya. Setelah lumayan reda, barulah Khansa keluar kamar. Khansa mendengar suara piring dan sendok yang beradu dari ruang makan, jadi ia langsung menuju ke sana. Rupanya, Rama sedang memindahkan makanan dari bungkusan yang ada di dalam plastik bening. “Mas?”Rama menoleh. “Udah bangun, Sayang?”Khansa menunduk sambil memainkan jemarinya. “Mas, maaf aku bangun kesiangan. Seharu

Last Updated : 2025-08-18

Kabar Buruk

Awalnya, Bu Rahmi tidak berniat untuk membalas ucapan ibunya Bima. Ia sudah dengar dari Rama mengenai betapa jahatnya orang tua Bima kepada Khansa. Bu Rahmi bukannya tak mau membela, ia hanya malas membuat keributan di tempat umum. Ia ingin langsung pergi saja dengan Khansa. Namun, ucapan ibunya Bima semakin lama semakin tidak bisa ditoleransi. Bisa-bisanya wanita itu lancang berbicara buruk tentang Khansa di depan mertuanya yang baru. Sebagai seorang mertua, Bu Rahmi jelas tidak terima anak menantunya dihina-hina sesuka hati seperti itu. “Maaf ya Bu, seperti yang Anda katakan, keluarga saya memang berkecukupan dan memiliki banyak asset. Untuk orang-orang seperti saya dan keluarga, memiliki anak bukan sebuah prestasi. Punya atau tidak punya anak bukan perkara besar dalam keluarga saya. Jadi, bagaimana pun keadaan Khansa sebenarnya bukan urusan Anda.”Sialnya, ibunya Bima masih tidak mau kalah. Ia malah terus mengompori Bu Rahmi supaya Khansa tampak buruk di matanya.“Ah, Ibu terlalu

Last Updated : 2025-08-19

Pantang Menyerah

“Sekarang Bibi di rumah sakit?” tanya Rama.“Ini masih mau nyusul Den. Mau bawain hape dan iPad Nyonya. Soalnya Nyonya pasti harus ngabarin orang-orangnya kalau lagi sakit. Tadi Nyonya diantar ke rumah sakit sama supir,” jelas si pembantu.“Oke. Kalau gitu saya juga akan ke rumah sakit.”“Siap, Den. Saya matikan dulu ya Den.”Setelah panggilan tersebut berakhir, Rama benar-benar diliputi oleh kecemasan luar biasa. Bagaimana bisa mamanya jatuh? Rama belum pernah melihat mamanya jatuh seperti itu. Ia tahu persis mamanya sangat berhati-hati di segala hal.Rama menarik napas panjang, berusaha untuk menenangkan dirinya. Mungkin saja memang musibah. Berhubung Rama kali ini tidak ada jadwal rapat penting atau pekerjaan lain yang begitu mendesak, ia segera meminta izin kepada komandannya untuk ke rumah sakit dan memeriksa kondisi ibunya. Rama menjelaskan kalau ibunya baru saja jatuh di kamar mandi hingga tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit. Komandan Rama mengizinkannya untuk pergi, ja

Last Updated : 2025-08-20

1 2 3 4 5 6

SCAN CODE TO READ ON APP