Dalia melangkah masuk ke dalam Istana Dara dengan kepala sedikit tertunduk, napasnya masih terasa berat setelah percakapan panjang bersama Cahya. Begitu ia melangkah ke dalam aula utama, ia langsung menemukan Dara duduk di kursi rendahnya dengan wajah cemas, kedua alis wanita itu hampir saling menaut karena rasa penasarannya yang tak tertahankan.“Ada apa?” tanya Dara langsung, tanpa basa-basi, seolah sejak tadi ia menunggu hanya untuk menembakkan pertanyaan itu.Dalia menghela napas tipis, kemudian berkata pelan namun tegas, “Aku tahu kau tadi menguping.”Dara justru terkekeh, menepuk kursi kosong di sebelahnya. “Astaga… kemari, duduk dulu, calon menantuku.”Dalia melirik tajam penuh kesal. Kalimat itu memang tidak salah—secara silsilah, ia akan menjadi Permaisuri, dan Dara, sebagai Ibu Suri, otomatis adalah ibu mertuanya. Tapi mendengarnya langsung begini… sungguh menyebalkan.Dara mengembuskan napas panjan
Última actualización : 2025-11-18 Leer más