Dia berani mengeluarkan liontin itu dengan terang-terangan karena kakakku selalu memihak padanya.Apa pun yang diucapkan Yeri, kakakku pasti akan percaya.Oleh karena itu, dia berani mengadu domba hubunganku dengan kakakku dan terus memfitnahku.Bahkan sekarang pun, kakakku masih memercayainya.Setelah merenung untuk cukup lama, kakakku berkata, "Kalau begitu, kita selidiki dia diam-diam. Besok malam, aku akan pergi menemuinya agar dia nggak curiga."Namun tidak disangka, Yeri sudah tidak sabar menunggu sampai besok.Begitu kakakku selesai berbicara, ponselnya berdering."Kak, kudengar terjadi sesuatu pada Nala? Apa kamu baik baik saja?" tanya Yeri dengan panik dan khawatir.Kakakku melirik Paman Roni sambil menjawab dengan nada datar, "Ya, aku baik-baik saja."Dia terdiam sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati, "Kak, pembunuh belum tertangkap, aku agak takut. Malam ini, bolehkah kamu pulang untuk menemaniku?"Paman Roni menganggukkan kepala, lalu kakakku pun mengiakan. "Oke, aku akan
Baca selengkapnya