All Chapters of Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar : Chapter 61 - Chapter 70

Rossa menganggukkan kepala mendengar apa yang Darren katakan. Dia lebih baik menjauhi Arya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan terjadi fitnah. "Aku boleh tidak ditemani Mimi di rumah ini. Biar ada temannya. Mama dan papa juga tidak di rumah mereka pergi jadi aku kesepian. Boleh ya," rengek Rossa. Rossa merengek ke Darren untuk mengizinkan Mimi tinggal dengan dirinya. "Boleh. Kamu boleh mengajak Mimi ke sini. Untuk temani kamu," Jawab Darren. Rossa senang karena Darren mengizinkan dia untuk mengajak Mimi nginap di rumahnya. Rossa memeluk Darren dan mengecupnya. "Makasih, mas. Kamu baik deh. Nanti kamu pulang dari sana belikan aku coklat dan bandana ya, aku mau terlihat cantik nanti pakai bandana," ucap Rossa yang meletakkan tangannya di dada Darren dan kepalanya ditompangkan ke tangannya. Darren mengusap rambut Rossa dengan lembut. "Kamu baru tahu aku baik? Kemana aja selama ini hmm?" tanya Darren. "Ada. Aku di sini. Di sini nih," jawab Rossa menunjuk ke dada Darren

Rossa terdiam mendengar apa yang rekannya katakan. Mimi memandang Rossa yang melamun. "Terima kasih banyak atas penjelasannya, mbak. Maklum istri pak bos masih baru. Kalau begitu kami pergi dulu. Ca, kamu udah enakkan?" tanya Mimi ke Rossa. Rossa menganggukkan kepala dan segera membersihkan mulutnya. Rossa ingin memeriksakan dirinya. Apakah benar dia hamil atau tidak. Rossa tidak sabar untuk memberitahukan kabar ini ke Darren jika benar. Cici bergegas pergi dia tidak ingin Rossa dan Mimi tahu dia berdiri untuk menguping dirinya. "Mi, nanti temani aku ya," ujar Rossa meminta ke Mimi untuk menemani dirinya. "Siap, tenang aja. Nanti aku temani. Kamu istirahat dan kalau mual aku buatkan dulu teh hangat ya. Kamu duduk saja di kursimu," ucap Mimi. Rossa menganggukkan kepala mengiyakan apa yang Mimi katakan. Keduanya segera masuk ke dalam lift untuk ke ruangan. Sedangkan di pesawat, Darren bersikap tenang. Dia tahu kalau saat ini dia dibuntuti oleh Monica. Saat di bandara Darren melih

Malik tersenyum melihat tuannya ragu dengan kabar bahagia ini. Wajar kalau tuannya bersikap seperti itu dia bukan membela tuannya tapi dia yakin kalau tuannya pasti tidak ingin kehilangan istri untuk ke dua kalinya. "Tuan, saya tahu pemikiran Anda saat ini itu apa. Anda pasti ragu untuk bisa menerima semua ini kan? Dan Anda juga takut kehilangan untuk kedua kalinya. Memang tidak enak jika kita kehilangan tapi balik lagi Tuan kalau Anda bisa menerima semuanya maka percayalah kalau Anda akan diberikan sesuatu yang indah nantinya.""Anda dulu sudah kehilangan Nona Rassi tapi sekarang Anda sudah dapat penggantinya. Anda mendapatkannya Nyonya Rossa yang sama-sama baik. Bukankah takdir Tuhan itu indah untuk Anda dan sekarang Anda lagi-lagi diberikan kesempatan lagi untuk memiliki seorang anak dan Anda mendapatkan limpahan yang luar biasa jadi menurut saya tidak ada salahnya untuk menjalani semua yang Tuhan berikan kepada Anda." kata-kata bijak dari Malik langsung membuat Darrren menundukka

Setelah merenungi apa yang dikatakan oleh Mimi akhirnya Rossa pun menurunkan egonya dia menghubungi Darren. Darren terus mengirimkan pesan ke dirinya meminta dia makan dan sebagainya. Perhatian Darren yang tulus kepadanya berbuah manis. Rossa saat ini memandang ke arah suaminya yang tersenyum matanya berkaca-kaca dia begitu sangat merindukan Rossa. "Kamu sudah makan, Sayang ?" tanya Darren sekali lagi kepada Rossa dan dijawab Rossa dengan anggukkan kepala. "Aku sudah makan tadi, Mas. Tapi, tidak selera. Kamu sudah makan juga, kan? Kapan kembali?" tanya Rossa. "Seperti perkiraanku dua minggu paling lama karena masih ada urusan pekerjaan yang belum selesai," jawab Darren. Dari kejauhan Mimi dan juga Malik menggelengkan kepala melihat kelakuan dari keduanya yang sangat tegang. "Padahal mereka bisa mesra tapi kenapa mereka seperti itu ya?" tanya Mimi yang memandang ke arah Malik. Mimi dan Malik saat ini melakukan video call tapi posisi mereka sedikit jauh dari keduanya.

"Saya tidak thu apakah dia buat ulah lagi atau tidak. Intinya, kita harus hati-hati dengan dia karena dia akan membuat masalah lebih besar daripada ini. Terlebih lagi dia tahu siapa aku. Oh, ya bagaimana dengan musuh-musuhku yang saat ini memantauku apakah mereka mengetahui Rosaa?" tanya Darren kepada Malik. "Kalau mereka tidak tahu Anda tentu mereka tidak tahu dengan Nona Rossa. Karena saya yakin mereka saat ini pasti tengah berbahagia karena Anda tidak ke dunia bawah tanah lagi," jawab Malik. Darren mengganggukan kepala. Benar yang dikatakan oleh Malik. Selama tidak ada yang mengetahui siapa dia tidak ada yang akan mengetahui Rossa itu siapa. "Baiklah, kalau begitu awasi Rossa saja jangan sampai dia didekati oleh mantannya itu dan satu lagi terus ikuti kemana Monica. Aku yakin dia akan jadi masalah terbesar dalam rumah tanggaku," jawab Darren dengan wajah yang datar menginstruksikan kepada Malik untuk tetap mengawasi Monica. Sedangkan Monica yang berada di dalam pesawat terus me