Di tempat lain. Pagi itu, Aula Naga berdiri dalam kemegahan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sinar mentari menembus celah-celah jendela tinggi yang berbingkai kayu ukiran naga dan phoenix, memantulkan cahaya keemasan pada pilar-pilar raksasa berlapis marmer. Asap dupa dari tungku perunggu mengalun perlahan, menebarkan wangi cendana yang khidmat, seolah menyelimuti seluruh ruangan dalam suasana sakral. Lantai marmer abu-abu berkilau seperti permukaan danau musim semi, memantulkan bayangan para pejabat yang berjalan masuk dengan langkah penuh tata krama. Di ujung aula, sebuah panggung kehormatan menjulang, menaikkan singgasana naga dari kayu serat emas berlapis emas murni. Di belakangnya, pahatan naga raksasa seolah hidup, matanya berkilau keemasan, cakar dan sisiknya menggambarkan kekuatan yang tak tertandingi. Patung itu bukan sekadar hiasan, melainkan lambang nyata supremasi Kekaisaran Da Chu, tanda bahwa naga agung menaungi Negeri Da Chu. Di bawah tangga singgasana, p
Last Updated : 2025-09-27 Read more