All Chapters of Begin Again With You: Chapter 51 - Chapter 60

Setelah mendengar informasi dari Malik jika siang ini Hanna datang ke kantor, Adit memilih untuk segera mencari toko bunga anggrek yang menjual produknya secara online. Selama ini Adit tahu jika Hanna cukup menyukai bunga anggrek bulan karena itu Adit segera meng-order berbagai macam anggrek bulan hidup dari berbagai warna yang tersedia di marketplace."Anggrek bulan black leopard wild cat, Anggrek bulan sakura polos, Anggrek bulan Jiuh Bao Fairy," ucap Adit sambil tangannya mengklik tanda tambahkan ke keranjang. Ia juga menambahkan pot bunga gerabah di dalam pesanannya dan meminta penjual untuk memindahkan bunga itu ke dalam pot yang ia beli. Sema itu Adit lakukan agar Hanna tidak perlu susah membeli pot baru lagi. Setelah mengorder lebih dari 20 anggrek bulan yang berbunga, Adit segera m

Sebulan sejak kejadian Hanna bertemu dengan Adit di parkiran rumah sakit, sosok Adit tak pernah terlihat lagi batang hidungnya. Bahkan menurut penuturan Dana, Adit juga sama sekali tidak memintanya bertahan di perusahaan hingga akhirnya Dana bisa keluar dari perusahaan itu secara mulus tanpa halangan. Kehidupan Hanna juga berjalan sewajarnya. Selain bekerja, ia masih pulang pergi mengantar Raga kontrol ke rumah sakit. Hanya saja sejak kejadian di lobby gedung kantornya waktu itu, hampir semua orang di kantor sudah mengetahui siapa ayah kandung Raga. Sesekali Hanna juga masih mendengar bisikan-bisikan gosip mengenai masa lalunya dengan Adit. Baginya yang sudah melewati fase dihujat habis-habisan karena memiliki anak diluar pernikahan, hal-hal seperti ini sudah tidak membuat kehidupannya terganggu. Ia sudah kebal karena 15 tahun yang lalu banyak orang yang menghujatnya. Hanya saja setelah ia berada di Jakarta, masa-masa ini terulang kembali. Bedanya dulu orang-orang bertanya siapa sosok

Malam ini Adit merasa menyesal karena sudah memberitahu kedua orangtuanya mengenai undangan acara ulang tahun perusahaan Hanna. Karena sejak tiga hari yang lalu Mamanya sudah berniat untuk datang bersamanya. Tidak hanya Mamanya namun juga Papanya yang tidak mau melewatkan kesempatan ini untuk bertemu kolega dan mungkin juga orang-orang baru yang bisa ia ajak bekerja sama. Sejujurnya Adit tidak mempermasalahkan hal ini andai saja Mamanya bisa on time tetapi Mamanya sudah terlalu sibuk mempersiapkan penampilan paripurnanya hingga membuat mereka terjebak macet saat ini. "Harusnya Mama sama Papa enggak usah ikut.""Enggak bisa begitu. Ini ulang tahun perusahaannya Hanna, jadi kita wajib datang. Lagipula kamu 'kan dapat undangannya.""Berasa kaya anak TK lagi diantar datang ke ulang tahun temannya, Ma," ucap Adit yang kini duduk di kursi penumpang depan sedangkan Malik yang kini tengah sibuk memanu

Setelah Mama dan Papanya memutuskan untuk pulang bersama dengan Malik, malam ini Adit ikut bersama kedua temannya. Kejadian yang baru terjadi setengah jam yang lalu membuat Adit tidak bisa memikirkan apa yang harus dia lakukan saat ini, terutama jika ia membayangkan apa yang terjadi dengan Hanna dan Raga. Apakah Hanna bisa membicarakan mengenai semua yang Raga dengar itu baik-baik atau justru terjadi pertikaian? membayangkan Hanna menghadapi Raga yang sudah lebih tinggi besar daripada Mamanya itu membuat Adit sedikit was-was. Adit takut jika kemarahan anaknya itu dilampiaskan kepada Hanna. Meskipun Hanna juga bersalah, namun kesalahannya sebagai seorang Ayah juga jauh lebih besar daripada Hanna. "Lo mikirin apa sih, Dit?" tanya Elang yang duduk di kursi penumpang depan mobil."Yang jelas kagak mikirin isi saldo rekening, Lan

Setelah mendapatkan kabar dari Hanna jika nanti malam mereka akan membicarakan masalah Raga bersama yang Adit anggap merupakan sebuah ajakan kencan, maka kini Adit segera keluar dari kamarnya dan menuju ke arah lift berada. Ia memilih memencet tombol satu untuk menuju ke lantai satu rumah orangtuanya. Ketika sudah sampai di lantai satu, Adit langsung berteriak-teriak memanggil Mamanya. "Ada apa sih, Dit? tumben banget kamu sampai begini?" tanya Lisa karena Adit hampir tidak pernah berteriak-teriak di dalam rumah."Ma, nanti malam Hanna mau ngajakin aku ngomongin masalah Raga berdua. Jadi, nanti sore aku bakalan ikut Mama ke rumah Hanna."Lisa tersenyum mendengar penuturan Adit ini. Untuk pertama kalinya di hidupnya, Lisa merasa lega karena anaknya benar-benar