All Chapters of Begin Again With You: Chapter 41 - Chapter 50

Elang menghampiri Wilson yang kini tengah berdiri di dekat pintu kaca. Tanpa berbasa-basi Elang langsung menanyakan bagaimana kondisi Raga saat ini kepada Wilson karena ia baru saja selesai menelepon Adit untuk mengabarkan kondisi Raga. "Gue yang bukan siapa-siapanya Raga aja enggak tega lihat dia dipakaiin alat kejut jantung begitu. Gimana perasaan Adit sama Hanna yang notabennya orangtuanya Raga."Elang hanya menghela napas panjang. Ia sendiri tidak bisa berkata-kata karena Lean sakit bapil dan panas saja ia sudah panik bukan main. Ia bahkan memilih untuk merawat inapkan Lean di rumah sakit karena ia tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam menangani anak yang sedang sakit. "Jangan tanya sama gue, Son. Lihat Lean sakit aja rasanya gue sebagai orangtua juga ikut sak

Setelah perdebatan panjang diantara Lisa dan Shinta di ruang tunggu pasien ICU ini, akhirnya dua orang ini memilih melakukan 'gencatan senjata'. Mereka sama-sama diam dan duduk di kursi yang berjauhan namun pikiran mereka sama. Kini yang ada di dalam pikiran mereka adalah Hanna dan Adit yang tak kunjung sampai di tempat ini lagi meskipun sudah pergi lebih dari dua jam. Handphone kedua orang itu juga sama-sama tidak bisa dihubungi.Berbeda dengan Shinta yang meyakini jika anak perempuannya pergi karena ada sesuatu yang penting, maka Lisa sudah mengomeli Adit di dalam hatinya. Rasanya ia ingin memukul bokong anaknya menggunakan sandal jepit sampai anaknya itu sadar bahwa tindakannya itu benar-benar kelewatan. Awas saja jika Adit justru pergi kencan bersama Hanna dan mencoba bernostalgia tentang masa lalu mereka. Sebagai orangtua seharusnya mereka duduk di tempat ini dan menemani Rag

Shinta yang datang medekati dirinya dan Hanna lalu langsung memeluk Hanna membuat Adit sadar jika saat ini dirinya harus menyiapkan penjelasan terbaik yang bisa ia berikan kepada Shinta terlebih kedua orangtuanya tentang absennya ia menunggu Raga seharian ini. Sial betul nasibnya karena mematikan handphone sehari saja, orangtuanya langsung berada di rumah sakit dan menunggunya datang seperti ini. Kini Adit memilih meninggalkan Hanna bersama Shinta dan ia berjalan menuju ke arah kedua orangtuanya. Meskipun tanpa berkata-kata, Adit tahu jika orangtuanya sedang menunggu penjelasan darinya. Ia segera duduk di kursi yang ada di dekatnya itu. Lisa dan Yudhis segera duduk di dekat Adit. Mereka masih diam tidak berkomentar apa-apa. "Sejak kapan Mama dan Papa datang ke sini?""Sejak pagi.""Maaf kalo aku enggak ada di sini dan enggak bisa dihubungi karena aku nungguin Hanna dirawat di bawah."Melihat kondisi Hanna saat ini, rasa kesal Lisa kepada anak laki-lakinya hilang sudah. Ia tahu jika t

Sudah sejak pagi hingga siang hari ini Hanna mencoba menetralisir apa yang ia rasakan di dalam hatinya. Rasa kesal juga bersalah campur aduk di dalam dirinya saat ini. Ia kesal dengan ucapan Adit yang menuduh Dana dengan ucapan ngawurnya. Hanna sampai tidak habis pikir kenapa Adit bisa berpikir seperti itu kepada Om-nya sendiri yang menyayanginya seperti Dana menyayangi Raga. Mungkin saja jika tidak ada sosok Dana yang mengisi peran Ayah di hidup Raga selama belasan tahun ini, Raga tidak akan pernah tahu rasanya disayangi oleh seorang laki-laki dewasa. Peran Dana di hidup Raga telah menjadikan Raga sebagai sosok anak laki-laki yang memiliki pembawaan tenang, tidak gegabah dan selalu bisa memandang sebuah masalah tidak hanya dari sudut pandang satu pihak saja. Daripada sebuah kata-kata yang menyudutkan Dana sebagai sosok yang jahat dan licik, ucapan terimakasih lebih pantas Adit b

Satu jam sebelumnya...Adit : Ma, aku belum bisa balik ke RS sore ini. Kerjaanku masih banyak. Tolong temani Hanna jagain Raga dulu sebentar ya, Ma?Lisa yang baru saja membaca pesan yang dikirimkan Adit satu jam lalu segera mematikan laptopnya. Ia tidak mengira jika Adit membutuhkan waktu yang lebih lama daripada perkiraannya. Tidak mungkin menolak permintaan Adit ini, Lisa segera membalasnya. Lisa : Okay. Kamu nanti pulang, makan dan mandi dulu baru ke rumah sakit. Mama gantiin jaga Raga sore ini. Setelah mengetikkan pesan balasan untuk putranya, Lisa segera berdiri dan keluar dari ruang kerjanya. Saat ia keluar, sekretarisnya m