36 "La," panggil Haikal. "Hmm," balas Lula. "Nifasnya, sudah selesai?" "Enggak tahu." "Maksudnya, masih ada yang keluar, nggak?" "Darah? Nggak ada." "Beneran?" "Ya." "Sudah lewat 3 minggu, kan?" "Hu um." "Berarti sudah bisa." "Apanya?" "Ehm, itu, La ... ehm ... bingung ngomongnya gimana." "Abang aja bingung, apalagi aku?" Haikal meringis. Kemudian dia merapikan rambut Lula, dan menciumi area tengkuk hingga leher istrinya dengan hati-hati. Kala merasakan tubuh Lula menegang, Haikal menghentikan aktivitasnya. "Abang boleh minta dirimu?" tanya Haikal dengan suara pelan. Lula tidak menyahut, melainkan terisak dan menyebabkan Haikal bingung. "La, kok, nangis?" desak Haikal sambil mengarahkan badan Lula agar berhadapan dengannya. "Kalau nggak mau, nggak apa-apa. Abang nggak akan maksa," bujuknya sembari mengusap lelehan air di sudut mata Lula, dengan ujung jemarinya. "Aku, tuh, terharu. Abang mintanya sopan banget," rengek Lula, setelah berhenti menangis. "Ehm, memang har
Last Updated : 2025-10-10 Read more