All Chapters of Jodoh Wasiat Istri : Chapter 41 - Chapter 50

42Waktu terus berjalan. Mohan masih memikirkan penjelasan Alvaro, mengenai dugaan keterlibatan Manika dalam kasus penculikan Lula, hampir 5 bulan silam. Kendatipun tidak terlalu paham alur peristiwa itu, Mohan juga mencurigai keterlibatan Manika. Terutama setelah Mohan membaca data dan bukti-bukti hasil penyelidikan polisi, yang akurat. Mohan kembali memandangi foto perempuan yang diyakininya sebagai Manika. Dia mengenali gaun yang dikenakan perempuan itu, karena mereka membelinya bersama-sama. Mohan menyipitkan mata untuk menajamkan pandangan. Dia merasa yakin jika pria di foto kedua itu adalah Giovanni, sahabat Manika sejak kuliah. Sedangkan pria di foto pertama, sama sekali tidak dikenalinya.Pria berkumis tipis itu mengingat-ingat teman lama Manika yang dulu pernah diperkenalkan padanya. Namun, Mohan benar-benar yakin jika pria berkacamata itu bukanlah salah satu teman masa lalu sang mantan istri. "Apa Manika benar-benar jadi penjaja tubuh, dan pria itu adalah pelanggannya?" t

44Pekikan Baadal menyambut kedatangan orang tuanya, yang baru memasuki ruang tunggu khusus pesawat pribadi di bandara Cengkareng, Baadal lari untuk menyambangi Haikal. Dia tersenyum ketika sang ayah mengangkat dan menggendongnya. Lalu Haikal menciumi kedua pipi anaknya dengan penuh kasih. Baadal meminta berpindah pada Lula yang langsung mendekapnya erat. Keduanya berbincang sembari jalan menghampiri Diaz, yang datang menjemput bersama beberapa ajudan muda lainnya. Seusai menyalami para bos dengan takzim, Diaz menyeret dua koper besar menuju tempat parkir. Sisa barang bawaan dibawakan rekan-rekannya, menggunakan beberapa troli besar. Sekian menit berlalu. Lima unit mobil MPV melaju meninggalkan area bandara. Diaz yang mengemudikan mobil terdepan, turut mendengarkan percakapan Haikal, Lula, dan Baadal."Az, kata Hisyam, pengganti ente sudah oke. Siapa orangnya?" tanya Haikal sembari menoleh ke kanan. "Daisaq Alkhalifi, dari tim lapis 17," terang Diaz. "Lapis 17 memangnya sudah di

46Sekelompok orang mengamati kesibukan anak buah Elkaar, yang tengah menelepon ke sana kemari guna mencari informasi tentang kasus di seputar vila, tempat kejadian perkara yang melibatkan Lula dan keempat terpidana penculikan.Dua asisten Wisnu tengah memelototi layar laptop masing-masing, untuk mencari apa pun yang berhubungan dengan peristiwa human trafficking, yang terjadi di area sekitar Puncak. Mereka serentak berteriak memanggil Wisnu, ketika menemukan banyak data tentang dugaan penjualan orang secara ilegal. "Itu wilayah kekuasaan Hamdan. Kalian bisa kroscek ke dia," ujar Wisnu, seusai membaca beberapa data itu. "Dan kalau dugaan kita benar, ini mungkin ada benang merahnya dengan kelompok X di Singapura, Thailand, dan Vietnam, yang berhubungan dengan Myanmar," lanjutnya. "Siap," balas sang asisten pertama. Wisnu kembali ke kursinya untuk mengambil ponsel dari meja. Dia menelepon sahabatnya yang tengah bertugas sebagai Intel di seputar Asia Tenggara. "Kalian kayaknya benar.

48 Detik terjalin menjadi menit dan berputar cepat mengubah jam serta hari. Lula memandangi kalender di aplikasi khusus tamu bulanan. Dia mulai deg-degan, karena tamunya sudah terlambat seminggu lebih. Lula meletakkan ponsel ke meja. Dia meraba perutnya sembari berdoa, agar kali itu dia benar-benar mengandung. Lula sangat mendambakan untuk hamil kembali. Terutama, karena dia ingin membahagiakan sang suami. Siang menjelang sore, Lula meminta diantarkan Rita ke dokter spesialis kandungan. Rita melajukan motor matik milik Lula dengan hati-hati, sambil mengingat arah jalan. Gadis berusia 22 tahun itu baru 8 bulan menetap di Jakarta. Rita mengikuti jejak kakaknya yang merupakan karyawan di salah satu departemen store, untuk merantau ke Jakarta. Rita mendaftar ikut diklat sekuriti 8 bulan lalu, supaya dia bisa bekerja dan tidak menganggur. Berkat kecerdasan dan kegesitannya, Rita masuk daftar peserta 20 terbaik. Rita diwajibkan bertugas sebagai sekuriti selama 4 bulan, kemudian dia dii

50Beberapa hari menjelang Idul Fitri, Manika tiba di Jakarta dengan pengawalan ketat interpol dan tim PBK. Manika langsung diangkut ke kantor polisi pusat, karena statusnya sebagai saksi utama sekaligus tersangka, kasus yang melibatkan Lula. Manika terkejut saat melihat Mohan dan Santi, di ruang tunggu kantor polisi. Manika menangis sambil memegangi kemeja Mohan, yang spontan memeluknya. Setelah beramah-tamah dengan kedua orang tersebut, Manika dipindahkan ke ruang kerja Elkaar. Perempuan berambut sebahu itu membulatkan mata, kala menyaksikan sekelompok orang yang telah berada di ruangan tersebut. Manika menyalami Haikal terlebih dahulu. Kemudian dia bergeser ke kanan guna menyalami Alvaro, Yoga, Zulfi, Wirya, dan Hendri. Manika mengerjapkan matanya saat bersalaman dengan pria terakhir. Dia sempat bergidik, karena dipandangi pria itu dengan tajam. "Silakan duduk," ujar Elkaar, seusai menyalami Manika, Mohan dan Santi, serta kedua ajudan PBK. "Karena sekarang masih sore, suguhanny