Bangkitnya Putri Sah: Istri Pangeran Cacat のすべてのチャプター: チャプター 151 - チャプター 160

Tak lama, Mo Jing Li masuk dengan wajah tetap dingin dan suram, sebenarnya Ye Li hampir tidak ingat pernah melihat raut wajah Mo Jing Li yang ramah, dia selalu tampak seperti orang yang sedang menagih hutang ratusan tael.Begitu masuk, melihat Ye Li, Mo Jing Li terhenti sejenak lalu mengalihkan pandangannya ke Ye Ying.Ye Ying menggigit bibir dengan tertekan, mendesah pelan lalu menoleh, mengabaikannya. Wajah Ye Shangshu dan Nyonya Tua Ye juga datar, tidak ada lagi keramahan sebelumnya.Nyonya Wang semakin bersikap dingin, kalau bukan karena Nyonya Tua Ye diam-diam meliriknya dia, mungkin dia sudah hendak menegur secara langsung.Melihat keadaan ini, mata Mo Jing Li mengerut, jelas suasana hatinya juga tidak baik.Sebenarnya mengenai pernikahan ini, Mo Jing Li merasa lebih tersiksa daripada Ye Ying. Bukan karena dia ingin menikahi Putri Ling Yun itu, mengapa dia harus membawa pulang wanita yang kalah melawan Ye Li?Kaisar, kakaknya sendiri t

Kedutaan XilingSetelah mengutus orang mengantar Putri Ling Yun kembali ke kamarnya, Lei Teng Feng baru berbalik dan kembali ke kamarnya sendiri. Begitu pintu kamar tertutup, mata Lei Teng Feng menggelap, pandangannya menusuk ke arah tertentu di kamar.Ruangan yang benar-benar tertutup tampak gelap karena tidak ada cahaya yang menyala, di dekat meja bundar kayu cendana yang bagus duduk sosok gelap berwajah ramping.Mata Lei Teng Feng menghitam, menatap punggung perempuan berpakaian hitam, “Kamu datang ke sini untuk apa?”Perempuan berpakaian hitam menoleh, dalam gelap tampak sepasang mata seperti bintang yang mempesona. Namun mata yang seharusnya lembut itu menyimpan kemarahan yang jelas, “Kenapa kamu ingin merusak urusanku?”Lei Teng Feng mendesah ringan, mengejek, “Merusak urusanmu? Apa urusan kamu yang di rusak oleh Pewaris ini?” “Urusan Ling Yun!&rdquo

Qing Xia menutup mulut tertawa tersembunyi, berkata: “Qing Yu menghukum terlalu keras, tapi kalau Putri bisa meredakan amarah, dibanding Qing Shuang dia juga akan senang menerima hukuman.”Qing Shuang berwatak ceria, sejak dulu paling tidak sabar melakukan sulaman. Biasanya menyuruhnya menyelesaikan selembar sapu tangan saja rasanya seperti memintanya mati.Ye Li memutar mata, di wajahnya bertambah sedikit senyum dan berkata: “Bagus, pergi beri tahu Qing Shuang untuk menyulam sepasang plum musim dingin sebagai ucapan selamat tahun baru untukku, harus selesai dalam setengah bulan. Kalau tidak… biarkan dia yang mengurusnya sendiri saja.”Qing Luan dan yang lain berkedip lalu tersenyum sambil mengangguk, diam-diam berduka untuk Qing Shuang. Sudah tahu Putri pemalu, kamu malah pergi bertanya pada Pangeran, bukankah itu mengantarkan diri sendiri agar Putri menghukum? “Ah Li mau menyulam apa?&

Ye Ying memandangnya dengan mata penuh kebencian, lalu pelan berkata, “Kamu bilang... apakah Pangeran benar-benar mencintaiku?”Ye Li menggeleng di dalam hati, kalau benar-benar mencintaimu, kamu tidak akan seperti sekarang? “Dulu... dia jelas pernah bilang dia hanya menyukaiku seorang, hanya akan memperlakukanku dengan baik seorang saja.”Ye Li berusaha agar wajahnya yang agak datar tidak berubah jadi kaku, dalam benak membayangkan Mo Jing Li dengan wajah tanpa ekspresi mengungkapkan perasaan kepada Ye Ying, membuat hatinya tersentak.Seorang pria yang tidak menunjukkan ekspresi, Nona, butuh mata yang sehebat apa agar yakin dia sungguh-sungguh mencintaimu? “Kenapa... kenapa sejak menikah semuanya berubah?”Tanya Ye Ying dengan agak linglung. “Itu...”Ye Li merasa tiba-tiba menjadi lembut dan berniat menghibur Ye Ying, “Bukankah ad

Omong kosong! Saya seusia dengan Mo Xiu Yao, oke?!Menggosok hidung, Feng Zhi Yao tersenyum pahit, “Sebenarnya saya ingin masuk ke makam itu, sayang tidak orang yang sudi padaku.”Sekilas kesedihan terlihat di wajahnya yang flamboyan. Untuk patah hati/penasaran/cinta bertepuk sebelah tangan, Ye Li tidak tahu mau menghibur bagaimana, lalu berkata, “Di ujung dunia masih ada bunga lain.”Feng Zhi Yao tersenyum getir, memberi salam tangan tanda terima kasih atas penghiburan.Ye Li tak ingin mengganggu kesedihan lebih jauh, “Kalau begitu saya tak mengganggu lagi, selamat tinggal.” “Ah…”Feng Zhi Yao menatap wanita yang tanpa ragu berbalik pergi, tertegun, “Pangeranmu minta saya datang melihatmu, bilang kamu harus hati-hati.” “Terima kasih.”Hati-hati? Ye Li berjalan sambil berpikir.Fe