บททั้งหมดของ Bangkitnya Putri Sah: Istri Pangeran Cacat: บทที่ 161 - บทที่ 170

Wajah Xian Zhao Tai Fei agak berubah, dia berteriak ke dalam dengan suara tegas, “Keterlaluan, belum juga keluar!”Terdengar suara isak lalu kebingungan. Tak lama kemudian seorang sosok Tinggi keluar diikuti seorang wanita mungil dari balik layar. “Li'er, kenapa kau di sini?!”Xian Zhao Tai Fei bersuara keras. Pria Tinggi itu berbusana acak-acakan dan wajahnya pucat, bukankah seharusnya Mo Jing Li yang menunggu tamu di ruang depan? “Pangeran!”Ye Ying menjerit, menunjuk dua orang yang keluar itu, tubuhnya goyah. Semua mengalihkan pandang dari Mo Jing Li ke wanita di belakangnya.Wanita itu berpakaian serupa berantakan, rambut hitam berantakan. Matanya yang memikat masih basah oleh air mata, ada bekas kemerahan samar dari leher hingga ke kerah bajunya, “Putri Qi Xia...”Nyonya Nan Hou di samping Tai Fei terdengar gemetar, meski Kaisar belum resmi meng

Putri Qi Xia bukan benar-benar bodoh, dia sangat sadar jika orang mengira dirinya sengaja menggoda dan menjebak Pangeran Li, dengan statusnya sebagai calon selir, meskipun Da Chu membunuhnya, Nanzhao tidak akan membelanya. Jadi dia harus membersihkan tanggung jawab dari dirinya.Namun untuk sementara dia memang tidak mampu menyusun siapa yang ingin membalasnya, dan di antara yang hadir hanya Ye Li yang bermusuhan dengannya, jadi menimpakan tuduhan padanya adalah pilihan terbaik. “Putri Ding?” semua orang terkejut.Ye Li menghela napas tidak berdaya, berkata pelan, “Putri, saya dan Pangeran Ding baru tiba di kediaman sekitar waktu shi ketiga ketiga, lalu menemui Tai Fei dan para Nyonya, kira-kira baru sampai pada waktu shen dan saat saya bersama Adik Keempat pergi, kami hanya mengobrol sebentar di taman kurang dari seperempat jam, lalu bertemu dengan putri dari keluarga Hua, Qin, dan Jenderal Murong. Setelah itu kami terus ber

Putri Ling Yun mengejek dengan sinis, melepaskan tangan Mo Jing Li dan berkata dingin: “Sekalipun saya berbuat onar, saya tidak akan seperti perempuan tidak tahu malu yang menggoda pengantin pria di perjamuan pernikahan orang lain. Orang murahan semacam ini malah seorang putri kerajaan, sungguh memalukan muka semua Putri! Kudengar kamu dulu terus mengejar Pangeran Li? Kalau dulu kamu mau menggoda siapa saja terserah, itu urusanmu bukan urusan Putri ini. Tapi melakukan hal seperti ini di pernikahanku sama saja menantang saya.”Ibu Suri mengerutkan alisnya, berkata tegas: “Putri Ling Yun, perkara ini, Pangeran Li dan Putri Qi Xia juga tak bersalah, mereka dijebak. Kalau kamu tidak puas, nanti saya akan meminta Pangeran Li datang minta maaf padamu. Sekarang, di depan begitu banyak pangeran dan istri-istri mereka, hentikan keributan ini.”Putri Ling Yun mengejek lagi, mengangkat tangan merobek cadar merahnya dan melemparkan

Ye Li tentu mengerti Xu Qing Chen tidak bermaksud menyusahkan Mo Xiu Yao, hanya bercanda saja. Mengambil saputangan mengusap sudut bibir, Ye Li tersenyum tipis, “Kakak, sejak kapan kamu peduli soal panggilan? Kalau Pangeran benar-benar ikut memanggil, bukankah membuat lelaki tercantik di Ibu Kota terdengar tua?”Xu Qing Chen melirik Mo Xiu Yao dan Ye Li tanpa rasa berlebih, melihat gerak Mo Xiu Yao tadi yang tampak wajar menyerahkan sup kepada Ye Li, matanya sedikit puas.Mendengar kata-kata Ye Li, dia pura-pura kesal melotot padanya, menghela napas, “Benar-benar setelah menikah sikapmu berubah. Ayah dan Paman pasti menyesal setuju menikahkanmu terlalu cepat. Satu-satunya putri generasi keluarga Xu, kini menjadi milik keluarga lain.”Wajah anggun Ye Li memerah tipis, “Kakak, kamu memang sengaja mengolok-olokku?”Xu Qing Chen menggeleng, menghapus senyum di wajahnya dan menatap seri

 “Lalu… kenapa bisa…” Ye Li menunduk bertanya.Mo Xiu Yao berkata: “Kamu ingin tahu kenapa tidak sama dengan catatan sejarah? Tidak ada yang beda sebenarnya. Xu Yan Li memang dengan sepenuh hati membantu Kaisar Da Chu, Kaisar Ketiga Da Chu bahkan dididiknya sendiri. Setelah mendirikan kerajaan, Kaisar Taizu juga menganugerahkan gelar dan jabatan yang membuat iri kepada semua yang meninggal dari keluarga Xu.”Melihat wajah tidak percaya Ye Li, Mo Xiu Yao tersenyum tenang: “Kaisar Taizu berperang menaklukkan dunia dan melukai banyak orang, dia perlu reputasi welas asih untuk mengokohkan kekuasaannya.” “Surat apa yang ditinggalkan leluhur keluarga Xu untuk Pangeran Ding?” Ye Li bertanya ragu.Tentunya perkara ini tak sesederhana kata-kata Mo Xiu Yao, Kaisar Taizu tidak akan mudah percaya dan memberi jabatan penting kepada seorang perdana menteri dari keluarga y