All Chapters of Bangkitnya Putri Sah: Istri Pangeran Cacat: Chapter 81 - Chapter 90

"Yang Mulia!”Suara yang sedikit tegas dan tidak senang terdengar dari aula, Ye Li secara tidak terduga melirik. Ibu Suri di masa mudanya pasti adalah seorang wanita cantik yang luar biasa, meskipun dia adalah Kakak dari Xian Zhao Tai Fei, tetapi penampilan Ibu Suri tampak lebih muda dibandingkan Xian Zhao Tai Fei.Hanya saja, sepasang matanya yang berbentuk phoenix saat ini memberikan kesan yang tidak bisa dijelaskan, tetapi Ye Li tahu bahwa di masa mudanya, mata itu pasti sangat menawan dan cantik.Saat ini, Ibu Suri tidak memperhatikan Ye Li, tetapi mengarahkan tatapannya yang tajam kepada Liu Gui Fei, dan tatapannya bahkan bisa dirasakan ada sedikit niat membunuh. Jelas sekali Ibu Suri sangat tidak menyukai Liu Gui Fei. "Ibu."Mo Jing Qi mengerutkan dahi, menarik Liu Gui Fei ke aula utama dan berkata, "

Di suatu tempat terpencil di dalam gang di Ibu Kota, sebuah kereta kuda terparkir dengan tenang.Pengemudi kereta sudah lama menghilang, dan tanpa diketahui kapan, sekelilingnya telah dikepung oleh orang-orang. Pria yang memimpin mengenakan pakaian abu-abu yang tidak mencolok, rambut panjangnya acak-acakan menutupi setengah wajahnya.Setengah wajah yang terlihat tampak kaku dan garang. Dari mata satu-satunya, terpancar sinar dingin penuh kebencian, meskipun matahari sore yang belum sepenuhnya tenggelam masih memancarkan kehangatan yang lembut, namun tetap memberikan kesan dingin yang menusuk ke tulang bagi pria itu.  “Keluar!”Suara pria itu terdengar suram. Sudah lama, namun kereta tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan. Sepertinya sudah tidak sabar menunggu, pria itu tertawa dingin dan berkata: “Jika tidak keluar,

 “Baik, Pangeran.”Ah Jin melangkah maju, mengayunkan pergelangan tangan kanannya dan seketika sebuah cambuk panjang muncul di tangannya. Ujung cambuk itu dilengkapi dengan duri-duri kecil yang berkilau di bawah cahaya lilin."Plak____” Cambuk itu mendarat keras di tubuh yang tak sadarkan diri. Suara robekan mengeluarkan suara saat duri-duri cambuk itu merobek kain dan daging. Dalam keheningan semua orang, Ah Jin tanpa ampun melanjutkan dengan cambukan lainnya,"Plak___”"Plak___”Belum sampai lima cambukan, terdengar suara keluhan dari salah satu orang yang pertama kali membuka mata. Yang menyambutnya adalah cambuk panjang yang meluncur seperti ular berbisa. “Ah!” “Plak___” “Ah ah…” “Tolong, jangan bunuh saya. Amp

“Sangat jahat. Syaratnya adalah Anda bisa menemukan saya.”Ye Li tersenyum lebih tenang, “Seseorang dari Paviliun Tian Yi berhutang nyawa kepada saya.”Senyum mengejek di wajah pria bermata satu akhirnya sepenuhnya membeku, dan aura kejamnya perlahan-lahan memudar, digantikan oleh kilau tajam. Meskipun wajahnya masih menakutkan, dalam sekejap orang merasa ada sedikit kekuatan dari seorang penguasa. “Tidak heran Anda adalah wanita Mo Xiu Yao, memang berbeda dari yang lain.”Ye Li tersenyum pahit, “Hanya untuk menjaga nyawa, mungkin Anda bersedia menunjukkan wajah asli Anda? Sejujurnya, saya tidak terlalu suka berbicara dengan orang yang mengenakan topeng.”Pria bermata satu menatapnya dengan sedikit terkejut, “Anda bisa melihatnya? Saya pikir teknik penyamaran saya sudah cukup sempurna.”Ye Li berkata, “Mungkin saya cukup sensitif terhadap hal-ha

Pria itu menghela nafas, meraba wajahnya sejenak, kemudian menarik sebuah topeng kulit dari wajahnya, memperlihatkan wajahnya yang tampan namun sulit menyembunyikan kekecewaan.Ketika mendengar Mo Xiu Yao menyebut nama Han Ming Yue, Ye Li hanya mengangkat alisnya, dan ketika pria itu melepas topeng dan melihat wajah tampannya, dia juga tidak terlalu terkejut.Wajah ini setidaknya mirip dengan pria playboy yang dia temui beberapa waktu lalu. Hanya saja wajah ini lebih terhormat, sementara wajah yang satu lagi lebih menggoda, meskipun keduanya memiliki ekspresi mengangkat alis dan tersenyum yang memberikan kesan santai dan bebas. “Hehe, Xiu Yao, kita sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Tidak menyangka pertemuan kita lagi dalam situasi seperti ini, benar-benar... agak disayangkan.”Pria tampan itu, meskipun mengenakan pakaian kasar seperti perampok, tetap memberikan kesan seorang bangsawan yang anggun. Namun, ekspresi sedikit menyenangkan d