All Chapters of Istri Ketiga Tuan CEO Muda : Chapter 31 - Chapter 40

Sudah beberapa jam di kamar utama rumah Ethan, hanya terdengar umpatan, desisan dan teriakan kekesalan. Tubuh seorang pria terlentang di atas kasur luas nan empuk miliknya, tapi pikirannya melayang pada seorang gadis muda yang sekarang entah berada di mana. Pria itu tidak menyangka, akan seperti orang gila sekarang saat tahu gadis itu memilih pergi bersama asistennya.Siapa lagi kalau bukan Ethan, pria yang sekarang tengah frustasi karena kepergian Maudy. Sore tadi, Maudy nekat pergi begitu saja dan Ethan semakin kesal saat Rafly dengan kurang ajarnya membantu gadis itu pergi. Tidak banyak barang yang dibawa gadis itu, hanya tas yang sedari tadi dibawanya. Mengabaikan larangannya, Maudy dan rasa sedihnya menyerobot pergi begitu saja bersama Rafly. Pria muda itu juga tak acuh saat Ethan mengancam akan memecat kalau saja pria muda itu kekeh membawa gadisnya pergi. Namun, dua kepala muda itu keras kepala dan tetap menghiraukan semua ucapannya."Sial, apa yang Kamu lakukan, Maudy!" teria

Untuk pertama kalinya, mata sayu Maudy mendelik tajam menatap seorang perempuan berpakaian pelayan di rumah mewah itu. Kakinya yang hendak melangkah naik ke tangga terhenti, dan tubuhnya fokus sepenuhnya kepada perempuan tersebut. Rasa lelah dengan semuanya, membuat gadis itu tidak bisa lagi menahan diri. Lyla, pelayan yang selalu menyepelekan Maudy tersentak melihat bagaimana Maudy balas menatapnya tajam. Tidak menyangka, karena perempuan itu biasanya hanya menunduk meski wajahnya terlihat kesal. Atau langsung berlari begitu saja mengabaikan dirinya yang tengah melontarkan kalimat menyedihkan tapi sangat menyenangkan baginya. "Berani sekali Kamu melototiku?" hardik Lyla merasa tidak terima atas balasan Maudy. Maudy tersenyum singkat, senyuman mengejek yang lagi-lagi membuat Lyla terkejut mendapatkan respon provokatif seperti itu. Tangannya mengepal tidak terima, baginya Maudy adalah seorang gadis miskin di bawahnya yang harus segan kepadanya. Perempuan itu selalu melupakan siapa d

"Istri ketiga Ethan? Apa maksudnya ini?" seru Thompson.Keadaan langsung hening dengan suasana tegang, tapi hanya berlaku untuk Maudy. Karena, Sophia dan Emily terlihat menikmati bagaimana wajah mertuanya penuh tanda tanya dengan pandangan menelisik ke arah Maudy. Sedangkan Ethan, sampai saat ini masih juga belum membuka suara.Bukan hanya Sophia dan Emily yang menikmati suasana tersebut, tapi salah satu seorang pelayan juga demikian. Sengaja berdiri di pembatas ruangan, untuk mengintip apa yang terjadi di ruang tamu dengan harapan Maudy akan langsung diusir oleh Thompson. Bibirnya tersenyum senang mendengar suara keras dari Thompson dengan nada bercampur bingung itu."Ethan, jelaskan! Apa maksudnya dengan istri ketigamu!" tuntut Thompson.Ethan menghela napas, menyesali kenapa dirinya tidak menyentuh ponselnya tadi. Kalau tahu, papanya akan datang mungkin dia tidak membawa Maudy pagi ini atau dirinya bisa membawa Maudy keluar bersama sebentar. Karena, Ethan malas untuk menjelaskan ke

"Kamu kenapa memandang Saya terus seperti itu?" Ethan bersuara, hari ini dia merasa sikap istri mudanya sedikit aneh. Perempuan yang jarang melihat ke arahnya itu, hari ini terus menatap dirinya. Menatap dengan tatapan menyelidik, seolah tengah mencurigai dirinya yang sedang tidak melakukan apapun."Itu sangat aneh, tidak seperti sikap Kamu yang biasanya," sambungnya berdecak kesal yang berhasil membuat Maudy membuka mulut terkejut.Maudy tidak habis pikir, apa Ethan tidak merasa kalau yang aneh adalah dirinya hingga Maudy terlihat seperti orang yang akan mengincar Ethan dengan terus menoleh dan menatap lekat dirinya. Mereka sudah berada di kamar, dan tatapan Maudy tidak pernah berhenti menatap Ethan dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Karena, Maudy pun tengah menduga apa yang ada di pikiran Ethan."Aku yang merasa aneh dengan sikap Kamu," balas Maudy.Dirinya memilih duduk di sofa yang ada di kamar, karena Ethan sudah lebih dulu duduk di kasur mereka. Menatap dari depan lebih jela

Tiga pintu kamar di lantai dua terbuka secara bersamaan, hal yang jarang terjadi apalagi di pagi hari. Ketiga perempuan berbeda usia keluar dengan kompak, saling menoleh dengan terkejut. Meksi kamar mereka tidak sebelahan, tapi suara pintu terbuka bisa terdengar juga mata masih bisa menjangkau.Dua wanita dewasa bersikap santai setelah melepas keterkejutannya yang sebentar. Namun, tidak bagi Maudy yang masih membeku dengan perasaan berkecamuk, hanya melihat dua wanita itu, hatinya sudah tidak tenang. Kedua wanita yang kamarnya jauh dari tangga, berjalan ke arah Maudy karena kamar itu yang memang lebih dekat tangga.Maudy mengumpati reaksi tubuhnya yang benar-benar tidak bisa dikendalikan dengan tenang. Dia bahkan, berpikir ingin masuk kembali saat melihat dua wanita itu sudah semakin dekat. Mereka juga sudah berjalan beriringan, dengan mata yang tidak lepas dari Maudy."Kenapa diam saja? Ayo turun!" Teguran dari dalam membuat Maudy menoleh masuk, Ethan juga melangkah menuju pintu deng