Suryanto tersentak kaget, "Yulia, letakkan pisaunya!"Yulia mundur selangkah, mata yang memerah kini hampir menitikkan air mata."Kalah dari pengganti yang hanya jadi tumbal, lebih baik mati saja, dengan begini kamu pasti akan lebih menyesal, bukan?"Begitu pisau di tangannya mulai menggores kulit, Suryanto langsung melompat maju seperti anak panah yang dilepaskan. Dia merebut paksa pisau dari tangan Yulia dan memeluk tubuh Yulia erat-erat ke dalam pelukannya.Yulia langsung menangis keras, sambil memukul-mukul Suryanto dan berteriak, "Suryanto, aku benci kamu! Kamu bilang kamu cuma mencintaiku! Kenapa kamu membohongiku!"Melihatnya seperti itu, Suryanto mulai sadar akan semua hal yang telah dia lakukan dalam beberapa hari terakhir, hatinya mulai luluh."Maaf, ini semua salahku ... ""Aku tidak butuh maafmu, aku mau kamu menikah denganku!" Mata Yulia kini memerah lalu berkata, "Kita sudah bersama selama ini, tinggal satu langkah lagi, kita bisa bersama selamanya. Kalau kamu tidak mau,
Baca selengkapnya