Di saat yang sama, di sisi lain.Julianti terbaring di atas kapal, memeluk erat kotak abu di pelukannya, napasnya memburu berat.Sebelum berangkat, Julianti sudah melapisi kotak itu dengan pelindung tahan air, tapi tetap saja khawatir kalau ada setetes air pun yang masuk ke dalam."Cepat, selimuti dia dengan selimut."Hendra buru-buru menyampirkan selimut ke tubuh Julianti, lalu menyodorkan secangkir air hangat ke tangannya.Dia tak bertanya apa pun, hanya menepuk punggung Julianti dengan lembut, seolah berkata, "Urusan di Kota Yale sudah aku siapkan. Begitu kapal ini sandar, seseorang akan menjemputmu."Julianti mengangguk sambil menggigil.Lalu, tatapannya beralih ke satu sosok lain di dalam kapal."Siapa dia ... ?""Sama sepertimu, kami menariknya dari laut juga." Hendra tersenyum menggoda dan berkata, "Anak muda itu lumayan tampan, ya?"Di bawah cahaya redup lampu minyak, pria itu duduk bersandar di dinding, kepalanya terkulai ke samping, seolah sedang tertidur.Hidungnya mancung,
Read more