Setelah berpamitan dengan sang anak dan Pak Budi juga Bu Hanum, Hendra segera bergegas pergi. Saat di jalan, dia tak sengaja melihat sarah yang hendak menyebrang. Namun, karena rasa sakit yang masih mengganjal, membuat Hendra tak terlalu mempedulikan hal itu. “Semoga saja, kau bisa berbahagia dengan jalan pilihan mu, Sarah.” Hendra pun kembali fokus menyetir, dan singkatnya dia tiba di sebuah Cafe yang cukup bergengsi, dimana dia hendak menemui seseorang. Hendra memarkirkan mobilnya dan bergegas turun, setelah itu dia berjalan perlahan menuju ke dalam Cafe. Saat di dalam Cafe, Hendra menyapu pandangannya, dan menemukan perempuan yang tak lain adalah, Kanaya. “Maaf kalau, menunggu terlalu lama,” ujar Hendra setelah sampai di hadapan Kanaya. Kanaya mengangguk dan perlahan menyandarkan punggungnya ke kursi. “Duduklah,” ucap Kanaya, “Hendra, sepertinya kita harus mempercepat jadwal pernikahan kita,” lanjutnya. Hendra mengernyitkan kening. “Mempercepat? Kapan itu?” ta
Last Updated : 2025-11-18 Read more