All Chapters of Permaisuri yang Diabaikan: Chapter 91 - Chapter 100

Penghinaan dan Kemarahan Putra Mahkota"Saya tahu Anda cantik, tetapi hari ini Anda luar biasa! Sangat cantik. Saya terbawa oleh kecantikan Anda sejenak, Tia."Ayahku, yang tersenyum tipis, menatapku yang tersipu, mengulurkan tangan kepadaku.Aku meraih tangan ayahku dan naik ke kereta untuk menuju ke istana. Ketika saya melihat rambut peraknya seperti milikku dan mata biru tua yang menatapku dengan hangat, saya merasa hangat jauh di lubuk hati. Seolah-olah ia tidak keberatan ketika aku babbled seperti anak kecil, dipeluk dalam pelukannya, ia hanya terus membelai rambutku dengan senyum cerah. Saya merasakan kelelahan saya melebur.Putra mahkota mengatakan ia akan menghadiri perjamuan nanti karena ia harus mengurus beberapa pekerjaan dengan kaisar. Jadi, aku memasuki aula perjamuan bersama ayahku.Aku menyapa Duke Lars dan Duke Verita yang menyambut ayahku segera setelah mereka melihatnya.Mereka tidak an

Pengusiran Para Putri dan Pengumuman Putra Mahkota"Terlepas dari apakah Anda adalah calon pengantin putra mahkota atau tidak, Anda seharusnya tidak menghalangi tata kelola pemerintahannya. Tetapi Anda mencoba untuk mengambil waktunya dengan mengunjungi istana tanpa henti dengan menggunakan status Anda. Itu sudah cukup untuk mendiskualifikasi Anda. Lihatlah apa yang Anda lakukan pada hari pertama perjamuan. Bukankah Anda dipermalukan di depan umum saat mencoba menginginkan apa yang dimiliki Nona Monique, permaisuri kita berikutnya?"Wajah Putri Moira memerah karena malu. Meskipun demikian, Nona Genoa melanjutkan, "Selain itu, meskipun Nona Monique tidak ada hubungannya dengan itu, Anda menghinanya. Bahkan setelah Anda memenangkan permintaan maaf darinya, Anda bersikap sangat kasar. Beraninya Anda pergi ketika ia meminta maaf? Seharusnya Anda yang meminta maaf kepadanya atas kekasaran Anda. Dengan semua faktor diskualifikasi ini, apa Anda masih tertarik men

Kebingungan dan Permintaan Putra MahkotaMusik berakhir segera setelah ia selesai berbicara kepadaku. Aku mengangkat ujung rokku untuk menunjukkan tata krama yang semestinya. Aku menuju ke kamar kecil setelah meminta pengertiannya.Duduk di kursi yang empuk, aku tenggelam dalam pikiran. Aku merasa pusing ketika mendengar bahwa itu adalah keputusan putra mahkota untuk tidak mengambil salah satu dari putri-putri itu sebagai pengantinnya. Mengapa ia membuat keputusan seperti itu? Menurut dokumen yang ia pegang, jelas bahwa baik Putri Naima maupun Putri Beary memiliki faktor diskualifikasi, apalagi Putri Beatrice. Adapun Putri Moira, akan sulit baginya untuk memilihnya karena ia sangat didukung oleh faksi bangsawan.Tetapi mengapa tidak Putri Frincia?Putra mahkota selalu menganalisis situasi dengan kepala dingin dan memilih yang paling masuk akal. Ia cukup rasional untuk diperlakukan sebagai seseorang yang tidak memiliki emosi. Karena it

 Luna dan Pertemuan Tak Terduga "Engkau tahu kita berjanji untuk pergi ke desa. Kita hanya punya dua hari, esok dan lusa. Hari mana yang baik bagimu?" "Kukira engkau melupakannya, tetapi ternyata tidak. Mengingat pilihan yang ada, bagaimana dengan hari terakhir festival?" "Tentu. Aku akan menemuimu saat itu." Setelah mengantar kepergiannya, aku kembali ke kamar dan menatap kucing itu, yang tertidur bersama Lina. Pada akhirnya aku pun tertidur seraya memandangi kucing yang sedang tidur itu.

 Refleksi Bayangan dan Perjalanan ke Kota Ketika sang putri membungkuk kepada Putra Mahkota dan naik ke kereta, delegasi Kerajaan Lua, termasuk Tuan Lars dari kekaisaran, juga menaiki kereta dan kudanya. Ketika sinyal keberangkatan berbunyi, kereta-kereta itu perlahan mulai bergerak. 'Selamat, Tuan Lars! Itu luar biasa, Putri Frincia! Kupikir aku tidak bisa melihatmu lagi, tetapi aku akan melihatmu cepat atau lambat. Aku berharap engkau damai hingga kita bersatu kembali.' Setelah aku mendoakannya dan memalingkan kepalaku, sebagian besar orang sudah meninggalkan tempat itu.&