All Chapters of Permaisuri yang Diabaikan: Chapter 81 - Chapter 90

'Oh, saya dengar ia juga bertanggung jawab atas keamanan salah satu istana tempat para putri menginap. Mungkin ia juga bertanggung jawab atas putri itu.'Aku memutuskan untuk tidak memedulikan mereka lagi, jadi aku berbalik dan mencoba untuk pergi. Aku berhenti, meskipun, ketika Carsein berkata, "Ke mana mereka pergi? Mereka keluar dari istana!""Ya, mereka!"Anehnya, keduanya melewati Istana Kekaisaran. Aku tidak bisa memahami situasi ini, jadi aku berkedip sejenak, melihat Carsein secara langsung.Kemudian, tiba-tiba sesuatu terlintas di pikiranku."Ayo kita ikuti mereka!""Ugh? Mengapa?""Saya tidak tahu dari kerajaan mana ia berasal, tetapi ia seorang putri. Jika sesuatu yang buruk terjadi saat Sir Lars mengawalnya, kekaisaran kita harus bertanggung jawab. Selain itu, ia ada di sini sebagai kandidat pengantin putra mahkota. Bagaimana jika mereka punya skandal...""Anda benar. Cepat sebelum mereka menghilang!""Tentu."Carsein dan aku dengan cepat mengikuti mereka. Setelah berjalan

Ketika aku merenungkan preferensi warna saya, beberapa pelayan masuk dengan beberapa kotak berisi berbagai daun teh. Membuka kotak-kotak penuh teh satu per satu, aku merasa senang sejenak.Karena digunakan oleh keluarga kekaisaran, daun teh itu adalah yang terbaik di antara yang terbaik, jadi aku tidak tahu mana yang harus dipilih.'Biarkan saya memilih yang efektif untuk mengatasi kelelahan.'Aku memilih kamomil, rose hip, dan peppermint di antara banyak daun teh. Aku mencampur daun teh dalam proporsi yang tepat dalam ketel kosong dan menuangkan air panas. Kemudian aku menghitung di dalam hati dan menuangkannya ke dalam mug ketika aku pikir itu waktu yang tepat."Ini untuk Anda..."Aku buru-buru menutup mulut saat aku hendak memberikan cangkir teh kepadanya. Aku mendapati ia tertidur, bersandar di kursi. Ada kedamaian di wajahnya yang tanpa ekspresi. Itu adalah pertama kalinya aku melihat wajahnya begitu tenang dan damai.Aku merasa aneh saat itu. Di masa lalu, ia sangat dingin ketik

"Kita akan bicara tentang detailnya nanti ketika kita sendirian. Putra mahkota yang saya lihat saat itu sangat berbeda sekarang.""Maaf?""Saya pikir ia berhati dingin selama ini, tetapi cara ia bertindak hari ini, ia tidak. Saya pikir saya harus menunggu dan melihat sedikit lagi untuk menilainya secara akurat."Ketika saya bingung, saya melihat seorang pelayan membungkuk kepadanya, memegang kotak dan kotak hadiah yang dibuat dengan rumit. Mata semua orang tertuju pada pelayan. Jelas, kotak itu berisi gaun yang ia sebutkan."Berikan kotak hadiah itu kepada Putri Moira dan letakkan kotak lainnya di sini.""Ya, Yang Mulia."Saat pelayan membuka kotak di depannya, semua orang berseru kagum.Gaun merah muda dengan nada pastel. Gaun itu, yang menampilkan bentuk bunga putih, dihiasi dengan renda putih, menciptakan citra seorang gadis yang bermimpi. Dengan senyum cerah menyebar di wajahnya, Putri Moira membungkuk padanya. Ia merasa gembira dan senang dengan kebahagiaan."Terima kasih banyak

Setelah mengucapkan terima kasih kepadanya, aku berjalan diam-diam melalui taman yang tenang bersamanya saat ia mengikutiku dengan tenang. Saat berjalan untuk waktu yang lama, aku mendapati amarah dan perasaan rumitku melebur dalam kegelapan, memulihkan kedamaian dalam pikiranku. Ketika aku memutuskan untuk kembali, aku mendengar seseorang mengobrol di dekatnya."Sekarang, sebaiknya Anda kembali...""Saya ingin berjalan sedikit lagi. Kapan saya bisa menikmati kesenangan berjalan dengan damai seperti ini lagi?""Tapi hari semakin larut... Whew! Baiklah kalau begitu."Mereka adalah Sir Lars dan Putri Frincia. Rambut keemasannya yang berkilau dan rambut merahnya menarik perhatianku bahkan dalam kegelapan.'Haruskah saya mengenali mereka atau berpura-pura tidak tahu?'Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan untuk mengawasi mereka dengan tenang. Sama sepertiku, Carsein tidak bergerak.Ketika aku melihat keduanya, berjala

Rahasia di TamanSetelah menginstruksikan asistennya untuk kembali lebih dulu, ia berjalan diam-diam menuju istana dalam untuk beberapa saat. Apa ia tidak ingin mengatakan sesuatu kepadaku? Saya pikir ia memiliki sesuatu yang mendesak untuk diberitahukan kepadaku karena ia akan singgah sebentar.Aku bingung, tetapi saya hanya mengikutinya. Sampai ia memasuki taman yang melekat pada Istana Kekaisaran, aku khawatir bagaimana berbicara dengannya yang hanya diam.Pada saat itu, aku melihat dua bayangan berdiri di sudut taman.'Siapa mereka?'Tidak ada yang bisa memasuki taman istana putra mahkota tanpa izinnya."Yang Mulia, apa Anda mengizinkan seseorang memasuki taman hari ini?""Tidak, tidak ada. Sepertinya mereka punya banyak keberanian datang ke taman ini."Ketika ia menjawab dengan dingin dan berhenti, seorang pengawal kerajaan mendekati mereka diam-diam dan mengidentifikasi penyus