Kunti berkata, “Benar, Nona tidak menyesal? Padahal, malam itu...”“Jangan sebutkan lagi. Malam itu tidak terjadi apa-apa sama sekali, mengerti?” Jihan Kin menegur dengan suara tegas, karena dia tidak ingin ada orang yang mendengarnya.Meskipun masalah malam itu sudah berakhir dan Pangeran Steve sendiri juga tidak menyebutkannya lagi, dia juga harus membiarkannya berlalu seperti sebuah mimpi.Kunto dan Kunti menjawab dengan suara lemah dan wajah lesu, “Baik, Nona.”Jihan Kin menghela napas berat sekali lagi. “Kunti, kamu membawa pulang kue kukus itu, kan?”“Ya, Nona.”“Ambilkan kue itu dan suapiku sedikit.” Jihan Kin mengganti topik pembicaraan agar suasana kembali santai seperti semula.Kunti menjawab, “Baik, Nona.”Kunti segera berjalan berlutut di samping tempat tidur, membersihkan tangannya hingga bersih, lalu mengambil kue kukus dan menyuapkannya ke mulut Jihan Kin. Sementara itu, Kunto terus memijat dengan tenang.“Kalau begitu, menurut Nona, dengan siapa Nona muda pertama akan m
Leer más