Todos los capítulos de Permaisuri Pangeran Nakal: Capítulo 51 - Capítulo 60

“Apa katamu!” Tabib Hue menggebrak meja, bertanya lagi dengan tidak senang, karena masalah ini berdampak pada reputasi Kediaman Tabib Hue, termasuk reputasi semua putri dan cucu perempuan di keluarga Kin.Kabar buruk tentang Jihan Kin mungkin akan mengakibatkan tidak ada pria yang berani melamar putri-putri keluarga Kin lagi.“Ayah,” hanya itu yang dikatakan Jihan Kin. Dia melangkah maju dan berlutut di depan Tabib Hue dengan hormat. “Saya hanya bisa mengatakan bahwa hari itu, saya pergi ke Kediaman Pangeran Steve.”“Kediaman Pangeran Steve?” Tabib Hue dan Nyonya Lin mengerutkan kening. “Untuk alasan apa kamu pergi ke Kediaman Pangeran?”“Saya ....” Jihan Kin memperpanjang suaranya dengan ragu-ragu, tidak berani mengatakan yang sebenarnya.Jika dia mengatakan dia pergi untuk negosiasi bisnis, ayah dan ibunya pasti akan menghalanginya untuk melanjutkan bisnis.Dia harus memilih antara reputasinya dan uang yang sudah di depan mata.“Katakan, Anakku!” Nyonya Lin mendesak ketika melihat su

Pangeran Steve telah tiba!!Selesai!!Pasangan suami istri Tabib Hue itu langsung merosot ke kursi, merasa kehabisan tenaga untuk menyambut.“Pangeran pasti datang untuk menuntut pertanggungjawaban dari kediaman kita,” Tabib Hue meratap, lalu menoleh menatap wajah Jihan Kin dengan kesal. “Ini semua salahmu! Jika kamu tidak pergi mencari Pangeran sampai muncul desas-desus seperti itu, keluarga kita tidak akan seperti ini.”“Ayah, tolong tenang dulu,” Jihan Kin membujuk. “Kita bahkan belum tahu apa alasan Pangeran datang.”“Hukuman apa yang akan kita terima karena mencemarkan nama baik keluarga Kekaisaran?” Nyonya Lin bertanya kepada suaminya sambil terisak, mengambil sapu tangan untuk menyeka air mata.Jihan Kin memutar mata.‘Barusan, aku baru saja memuji kalian berdua karena bersikap rasional dan tidak terburu-buru memutuskan.’‘Mengapa hanya karena Pangeran datang, semua akal sehat kalian langsung kabur entah ke mana?’“Ibu .…” Jihan Kin melerai. “Jika kalian tidak yakin, biar saya y

Nyonya Lin dan Jihan Kin berjalan menuju aula utama terlebih dahulu. Mereka melihat Pangeran Steve dalam jubah hitam bergaris emas duduk di kursi utama. Tangan dengan persendian yang jelas itu menekan ampas teh agar tenggelam, lalu dia mengangkat cangkir dan menyesapnya dengan lembut.‘Sangat tampan bagaikan dewa. Ya ampun.’Pangeran Steve terhenti sejenak, lalu bergerak menegakkan punggung. Perlahan, dia meletakkan cangkir teh di meja samping, lalu mengangkat mata menatap gadis di depannya dengan perlahan.‘Mengapa aku merasa tiba-tiba dirinya terlihat lebih tampan lagi?’Pangeran Steve: “...”“Pangeran,” Nyonya Lin dan Jihan Kin memberi hormat.Nyonya Lin diam-diam menghela napas lega, setelah mengamati pria di depannya yang tampaknya tidak datang dengan ketidakpuasan.“Hamba tidak tahu Pangeran datang hari ini, eh ....” Nyonya Lin hanya bisa bicara sampai di situ, tidak berani menebak pikiran Pangeran Steve sembarangan.“Nyonya Lin, silakan duduk dulu.”Pangeran Steve langsung bisa

Pangeran Steve tersenyum tipis. “Lalu bagaimana dengan desas-desus itu? Ulah siapa? Aku sudah menyuruh orang menyelidiki, tetapi tidak mendapatkan informasi apa-apa.”“Apa maksud Yang Mulia?” Jihan Kin mengerutkan alisnya, merasa curiga.‘Siapa yang menyebarkan berita sampai-sampai Pangeran Steve pun tidak bisa melacak pelakunya?’“Segera setelah mendengar berita itu, aku menyuruh Harry menyelidiki. Semua orang mengatakan ada seorang wanita desa yang bercerita, tetapi wanita itu, wajahnya berbeda-beda.”“Hmm? Maksud Yang Mulia, semua orang menunjuk pada wanita yang sama, tetapi tidak bisa menjelaskan wajahnya?”Pangeran Steve mengerutkan keningnya erat, menjelaskan lebih lanjut, “Harry mendapatkan informasi seperti itu. Semua orang menjelaskan bentuk tubuh dan pakaian yang dikenakannya sama persis, tetapi wajahnya berbeda-beda. Misalnya, satu orang mengatakan ada tahi lalat, yang lain mengatakan ada bintik-bintik hitam, ada yang bilang mata sipit, ada yang bilang bibir tebal. Jadi, tid

Sosok pria berjubah hitam pekat menggunakan ilmu meringankan tubuh, menyelinap masuk ke Paviliun Mawar. Pintu ditutup rapat dengan hati-hati. Aroma dupa bunga mawar memenuhi ruangan, semakin membangkitkan gairah si penyusup.Semakin hari, semakin dia dekat dan bersenang-senang dengan wanita itu, begitu mencium aroma bunga mawar yang menjadi ciri khas wanita itu, semakin membuat seluruh tubuhnya bergejolak, bahkan sebelum sempat menyentuhnya.Pangeran Steve melangkah masuk ke ruangan, dan melihat sosok mungil dengan pakaian tipis sedang duduk menyalin aksara di belakang meja kayu besar.“Apa yang sedang kamu lakukan?”“Ayah memerintahkan bahwa meskipun Pangeran tidak mempermasalahkan, hamba tetap saja bertingkah tidak pantas dan perlu dihukum,” Jihan Kin menjawab sambil menggerakkan kuas di tangannya.“Jadi dia menyuruhmu menulis Empat Kebajikan?” Pangeran Steve melirik kertas yang sudah selesai disalinnya. “Berapa banyak?”“Seratus kali, Yang Mulia.”Dilihat dari jumlahnya, diperkiraka