“Nyonya Lin,” Nyonya Jonas langsung menyapa begitu melihat Nyonya Lin, Joan Kin, dan Jihan Kin berjalan memasuki lorong yang dihiasi lampion warna-warni dan kain sutra bermotif indah. “Belakangan ini jarang bertemu denganmu.”“Beberapa hari yang lalu, anakku Jihan Kin demam, jadi aku harus tinggal di kediaman untuk merawatnya,” jawab Nyonya Lin, sambil memimpin mereka berjalan menuju paviliun di tengah taman. “Lalu Lucy, anak perempuanmu? Tidak ikut?”“Tentu saja ikut. Acara semeriah ini, mana mungkin putriku tidak datang. Dia memang tidak seanggun putri-putrimu,” Nyonya Jonas melemparkan pandangan kagum ke arah Joan Kin dan Jihan Kin yang berjalan di belakang. “Jihan Kin juga sudah lama tidak bertemu Lucy Lie, kan?”“Benar, Bu. Sejak pesta ulang tahun ayah, hamba belum bertemu Lucy lagi,” Jihan Kin tersenyum lembut, teringat teman akrabnya, Lucy Lie, yang bisa dibilang satu-satunya teman sejati dalam alur cerita drama ini.Karena ibu mereka akrab, Jihan Kin dan Lucy Lie pun menjadi
Read more