All Chapters of Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer: Chapter 71 - Chapter 80

Sebagai leader tim lawyer kubu terdakwa, Donny Gonzaga mengemukakan argumentasinya agar persidangan tidak perlu diteruskan. Dia menyoroti bahwa usia terdakwa terlalu muda jika harus menjalani hukuman dan ada dugaan justru korban melalukan aksi merayu anak di bawah umur atau bermaksud untuk mempraktikkan pedofilia."Dengan segala hormat, Yang Mulia Hakim, meskipun terdakwa masih berusia di bawah umur. Namun, bukan berarti sanksi tegas atas tindakan tak bermoral yang dilakukan terhadap guru les privatnya diizinkan begitu saja!" ucap Josh dengan nada serius tak tergoyahkan.Hakim yang memimpin persidangan kasus pidana beda usia yang di luar nalar antara pelaku; Randy Cakrabirawa dengan korban; Gisella Kartika menanggapi pernyataan Josh barusan dengan berkata, "Argumentasi tim lawyer kubu korban diterima. Silakan pengacara kedua belah pihak memberikan pertanyaan masing-masing baik ke korban maupun terdakwa secara bergantian!"Meja tim Donny Gonzaga cs. terlihat kecewa dengan permulaan yan

"Pak Joseph!" seru Gisella seraya menghambur memeluk pengacaranya yang tiba pagi-pagi benar di teras depan rumah. Dengan hati-hati Josh menjauhkan diri dari pelukan kliennya yang sedang panik. "Tenangkan dirimu, Gisella! Apa kamu sudah mengemas barang pribadimu yang penting ke koper? Saya akan membawa kamu ke badan perlindungan saksi dan korban kejahatan sekarang!" ujarnya. "Baik, Pak. Saya sudah siap. Hanya ini barang yang akan saya bawa!" jawab Gisella menunjuk koper hitam berukuran sedang miliknya di dekat pintu teras. "Saya bawakan, ayo naik ke mobil ya!" sahut Josh lalu mengangkat koper ke bagasi mobil, sementara Gisella Kartika mengunci pintu teras depan rumah kosong itu.  Dia hidup sebatang kara karena orang tuanya meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat tiga tahun silam. Kakak perempuannya mengikuti suami berimigrasi ke Malaysia setelah menikah setahun lalu. Rumah kuno peninggalan orang

Pemandangan malam jalan raya daerah Kuta, Bali sepertinya lebih semarak dibanding ketika siang. Lampu-lampu penerang dan dekorasi cafe atau tempat hiburan malam menyala turut memeriahkan suasana. Para wisatawan baik dalam maupun luar negeri tumpah ruah di pusat keramaian kota di pesisir pantai tersebut. "Apa kita hanya malam ini saja berada di Kuta, Josh?" tanya Candy yang merasa sayang untuk melewatkan keseruan menjelajahi Kuta. "Bebas saja, Baby. Apa kamu masih ingin extension menginap di sini? Bisa kuatur untuk dua malam hotelnya, tapi berarti untuk ke tempat pamanmu jadi lebih singkat hanya Sabtu dan Minggu," jawab Josh memberikan masukan ke istrinya. Candy berpikir sejenak lalu dia berkata, "Bagaimana kalau setelah menaruh barang di hotel, kita naik taksi ke Hardrock Cafe?"  "Boleh, setidaknya menghemat waktu untuk besok malam. Jadi kita hanya semalam menginap di Kuta 'kan?" sahut Josh mema

Setelah makan siang seafood di restoran pantai daerah Kuta, Josh dan Candy berkunjung ke pusat oleh-oleh asli Bali yang juga menjual produk perawatan tubuh buatan lokal berkualitas baik.Josh membawakan keranjang belanjaan di belakang Candy, dia ikut melihat-lihat produk skincare seperti body scrub dan body butter beraneka aroma dan merk. Ada yang beraroma mangga, stroberi, lemon, vanilla, cokelat, kopi, lavender, melati, green tea, dan masih banyak lagi. Candy membaca label di kemasan sebelum memilih serta memastikan expired date yang cukup jauh juga. Dia memilih beberapa yang diinginkan dan menaruh di keranjang yang dibawa oleh suaminya."Nggak berat 'kan keranjangnya, Hubby?" tanya Candy seraya memperhatikan Josh.Josh menggelengkan kepala. "Santai, suami kamu ini kuat!" sahutnya.Kemudian Candy pun berjinjit untuk mengecup pipi Josh. "Makasih, Sayang!" Candy melanjutkan lagi hunting produk skincare yang dia butuhkan. Ada aloe gel, parfum berbahan tumbuhan, lulur, masker wajah, bo

Setelah speed boat merapat ke dermaga kecil, Josh membantu Candy dan Tante Ayu keluar dari perahu ke pijakan kayu. Sementara itu Om Wikrama masih membereskan mesin perahu. "Kita sarapan bareng dulu ya, Candy, Josh. Ini anak-anak Tante pasti juga baru bangun pastinya!" ajak Tante Ayu sembari melangkah lincah menuju ke rumahnya.Gapura kecil dari batu alam basah oleh embun pagi menyambut kedatangan mereka. Aroma semerbak gugusan bunga Frangipani putih kekuningan yang mekar membuat pikiran rileks. Bulir-bulir air di rerumputan membasahi kaki mereka saat melalui jalan setapak taman menuju ke teras rumah."Visaka, Belaluna, tuh adik sepupu kamu lagi liburan ke mari!" seru Tante Ayu yang sontak membuat dua wanita muda itu bangkit dari kursi makan lalu bergegas memeluk Candy."Lho ... kok sudah bawa cowok bule ganteng nih, siapa, Dek?" tanya Visaka yang sulung, seusia Kelly.Candy terkikik geli malu-malu, dia pun memperkenalkan Josh, "Ini bukan sembarang cowok ya, Kak. Kenalin deh, suamiku.