Semua Bab Kisah & Cinta Sagara: Bab 21 - Bab 30

Motor Sagara memasuki pelataran sekolah elitnya, seperti biasa kedatangan Sagara dan Jeslyne selalu menjadi pusat perhatian. Keduanya bahkan di nobatkan menjadi couple goals di SMA Pelita sekarang. “Aku masuk dulu ya,” pamit Jeslyne pada Sagara. “Hati-hati, Sayang.“ “Dih, pamit beda kelas aja udah berasa kek beda negara,” sindir Nando dengan memutar bola matanya jengah. Sagara hanya cuek tidak perduli. “Ga, nanti malam ada pertandingan. Alex nantangin lo buat tanding malam ini,” beritahu Lucas pada Sagara. “Lo atur aja,” balas Sagara datar, dengan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. “Waaah, seru bakal seru nih kayaknya,” ujar Nando. “Gak ada kapok-kapoknya tuh anak, udah tahu gak pernah menang tapi masih berani nantangin,” imbuh Kenzo. “Apa lo bakal ngajak Jeslyne?“ Tanya Lucas, karena status Sagara sekarang yang sudah tidak sendiri lagi. “Enggak,” “Kalo ntar lo gak di bolehin, gimana?“ Tanya Kenzo memastikan. “Boleh,” j

Sagara dan Jeslyne kini berada dalam perjalanan. Hanya ada keheningan, tidak ada percakapan di antara mereka. Sagara melirik ke arah Jeslyne, sedari tadi ia menahan untuk tidak menerkam istrinya yang sudah membuat panas dingin karenanya. Sagara tiba-tiba saja menepikan mobilnya di pinggir jalan, Jeslyne yang sedari tadi melamun langsung terkejut karena Sagara yang tiba-tiba saja mengerem mobilnya secara mendadak. Sagara melepas sabuk pengamannya, dan tanpa aba-aba langsung menerjang Jeslyne dengan ciuman, tidak kasar namun menuntut. Sagara bahkan hanya memberi jeda sedikit untuk mengambil nafas, kemudian kembali mencium bibir ranum Jeslyne. Jeslyne memukul-mukul dada Sagara, tapi Sagara tidak melepasnya. Sampai Jeslyne menggigit bibir Sagara sedikit keras hingga tautannya terlepas. Napas Sagara memburu, menatap Jeslyne dengan tatapan dingin. “Gila ya lo, mau buat gue mati apa?“ teriak Jeslyne dengan napas yang memburu. “Ya aku gila karena kamu. Siapa suruh pak

“Mamaaa…” Teriak Jeslyne turun dari mobil, saat melihat sang Mama duduk di teras rumahnya. “Sayang, jangan lari-lari,” teriak Sagara memperingati istrinya. “Sayang, jangan lari,” teriak Renata juga saat melihat putrinya lari-lari. “Aku kangen banget sama, Mama,” peluk erat Jeslyne kepada Mamanya. “Mama juga kangen banget sama putri Mama, yang cantik ini,” Renata membalas pelukan sang putri. “Nak Sagara, apa kabar?“ Tanya Renata saat Sagara menyalami tangannya. “Baik, Ma.“ “Ayo makan, kalian pasti belum makan kan. Mama sudah masak banyak ini tadi?“ Ajak Renata masuk kepada putri dan menantunya tersebut. Setelah selesai makan, Sagara berpamitan kepada istri dan juga Mama Mertuanya untuk pergi. Sagara menghidupkan mobilnya, dan melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Jeslyne. Setelah menempuh perjalan cukup panjang, karena jarak rumah Jeslyne ke ma

Pagi hari, di kediaman Anderson. Semua orang berkumpul di meja makan. Sarapan kali ini berbeda dari biasanya, karena adanya anak sekaligus menantunya yang ikut menemani sarapan pagi ini. Roger dan juga Renata ikut turut berbahagia melihat putrinya yang sudah ada yang menjaganya, juga memberikan kebahagiaan untuk putrinya. “Sering-sering menginap di rumah, Papa, kalau libur,” ujar Roger ketika sudah selesai dengan sarapannya. “Iya, Pa, kalau libur dan ada waktu, kita akan berkunjung lagi ke rumah Papa, sama Mama,” jawab Jeslyne. “Saga, Papa, kemearin ada miting sama Papa, kamu. Katanya kamu di kasih tiket liburan sama Papa, kamu?“ Tanya Roger pada menantunya. “Iya, Pa, Saga ikut Jeslyne, aja mau liburan ke mana!?“ jawab Sagara menatap Papa mertuanya. “Bagus lah, anggapa saja hadiah honeymoon untuk kalian. Dan semoga Papa dan Mama, bisa cepet dapat cucu,” ujar Roger membuat Jeslyne tersedak saat sedang minum.

Ceklek Pintu terbuka, membuat Sagara dann Jeslyne menoleh. Terlihat ke orang tua dan juga mertuanya datang, dan masuk ke dalam ruang rawat Jeslyne. “Astaga, Sayang, apa yang sudah terjadi sama kamu, Sayang?“ Tanya Renata, menghampiri dan memeluk putrinya. “Aku gak pa-pa, Ma, hanya kecelakaan kecil,” bohong Jeslyne dengan melirik Sagara. “Saga, kenapa kamu bisa sampai lalai menjaga menantu, Mama,” omel Issabella menatap kesal putranya. “Gak pa-pa, Ma, tadi aku keluar duluan saat selesai ujian, dan Aga, juga belum selesai ujiannya, jadi dia gak tahu,” ujar Jeslyne membela suaminya. “sebaiknya kamu ikut ujian susulan saja, Jes, kalau belum sembuh. Nanti Papa, yang akan uruskan,” usul Calvin pada menantunya. “Iya, nak, kalau masih sakit sebaiknya jangan di paksakan untuk masuk sekolah dulu,” timpal Roger yang berada di samping sang istri. “Jeslyne, udah gak pa-pa, Jeslyne juga gak mau nginep di rumah sakit, jadi Jeslyne mau langsung pulang aja.