All Chapters of My Teacher My Husband : Chapter 11 - Chapter 20

" Dasar pak Dimas....." teriak Rika yang hanya boleh terdengar oleh dirinya sendiri sambil melempar hp ke samping badannya. Dan mengambil bantal guling untuk dia peluk sambil mengguling-gulingkan badan." Apa-apaan sih pak Dimas, nyuruh aku buat ngomong langsung gitu ke dia. Ngomong dari hp aja udah hilang setengah jantungku, apa lagi buat ngomong langsung kedia. Bisa-bisa masuk UGD aku sebelum nyari gaun nikah " timpal Rika ngomong sendiri dan memberhentikan diri untuk tidak menggulingkan badannya" Kok pak Dimas enteng banget ya bilang kangen sama aku, padahal aku bilang kangen aja susah ke dia. Ampe bisik-bisik, tapi kedengeran juga sih. Emang ya telinganya tajam banget. Hmm.. apa dulu pak Dimas punya pacar ya? Jadi udah terbiasa gitu bilang kangen. Pak Dimas udah punya mantan berapa ya? Pasti banyak deh, ya.. wajar aja sih wajah pak Dimas kan ganteng. Ga aneh kalo pak Dimas punya banyak mantan "" Kenapa ya pak Dimas mau sama orang kayak aku. padahal kan aku masih bocah, masih bl

Setengah jam pun berlalu. Mereka sampai ketempat dimana kencan pertama mereka, pak Dimas pun mencari tempat parkir yang lumayan susah di cari karna tempat parkir hampir di penuhi oleh mobil-mobil. Akhirnya ada satu tempat parkir yang masih kosong. Pak Dimas pun bergegas mengendarai mobilnya ketempat dimana ada sisa parkiran yang kosong." Okey kita sudah sampai " pak Dimas keluar dari mobilnya, dan ingin membuka pintu untuk calon istri tersayangnya, Rika. Phiwuiiitt...wkwkwk' Loh, kok kayak ngga asing ya tempat nya? ' batin RikaCeklek.. pak Dimas pun membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya, begitu pun Rika. Ia menggapai tangan pak Dimas. Ketika Rika keluar dari mobil" Wahhh ini kan Wahana the love lane.. " ucap Rika sambil menutup mulut dengan menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya masih di pegang pak Dimas." Yap, betul sekali.. nah kalo gitu yuk kita beli tiket masuk " ajak pak Dimas" Yuk " angguk Rika sambil tersenyum lebarMereka pun mulai membeli tiket masuk

Rika dan pak Dimas pun berjalan keluar dari wahana The Love Lane menuju parkiran, selama perjalanan pulang keheningan menghampiri mereka. Karna pak Dimas harus menahan nafsunya untuk tidak berbuat sesuatu lagi ke Rika, jadi satu-satunya cara adalah untuk tidak mengobrol apalagi menatapnya. Begitu juga dengan Rika, Rikapun memaklumi sikap pak Dimas yang tiba-tiba mengabaikannya dan tidak mau berbicara dengannya, Rika tersenyum senang melihat tingkah pak Dimas. Karna, Rika bersyukur ternyata ada seorang pria yang betul-betul sangat mencintainya dan sekarang ada disampingnya.Setelah puluhan menit pak Dimas mengendarai, akhirnya sampai juga di rumah Rika pada jam 22.47 WIB. Ketika Rika mau menggerakkan tangannya untuk membuka pintu mobil, pak Dimas langsung keluar dan berjalan menuju pintu yang ingin di buka Rika. ' Oia, aku lupa..kan pak Dimas bilang dia yang akan terus membuka pintu mobil ini untukku. Untung aja aku belum sempat membukanya, kalau udah ku buka nih pintu..pasti diomelin

" Aku ngga papa Ndra, dari kecil aku memang lemah kayak gini..kalau di suruh berdiri lama aku memang ngga kuat dan bakal pusing terus keringat dingin gini. " Rika pun menjelaskan apa yang terjadi dengannya kepada Indra." Jadi, solusinya gimana biar kamu ngga kayak gini lagi? "" Biasanya sih kalau udah ngga kuat langsung duduk. Tapi tenang aja Ndra, aku masih kuat kok.. kan kamu bilang tinggal 35 menit lagi, aku masih bisa tahan " ucap Rika sambil memegang lututnya yang hampir mati rasa." Wajah kamu udah pucat gitu Rik, nanti kalau kamu kenapa-kenapa gimana? " ucap Indra khawatir dengan keadaan Rika." Lebay banget kamu, kan aku udah bilang aku ngga papa "Kriiing.....Bel berbunyi tanda untuk istirahat pertama. " Tuh..udah bel kan? berarti tinggal 30 menit lagi "" Iya Rik, tapi kamu... "" Indra..aku ngga papa kok seriusan " spontan Rika langsung memotong ucapan Indra." Ya udah, tapi inget..kalau memang udah ngga kuat jangan dipaksain, langsung duduk aja di bawah..istirahat. Ata

Pak Dimas mulai mengendarai mobilnya menuju rumah Rika. Suasana sangat hening tidak ada percakapan yang keluar, Rika mulai membuka handphonenya untuk mendengarkan lantunan shalawat agar memecahkan keheningan yang menyelimuti mereka." Rik.. " pak Dimas mulai bicara dan di sahut oleh Rika dengan menoleh ke arah sumber suara." Setiap di kelas, saya tidak pernah melihat kamu berbicara atau melakukan hal lain dengan siswa perempuan yang ada di sana. Kamu hanya dekat dan berbicara dengan murid yang bernama Indra itu " " Karena saya tipe orang yang malas untuk menyapa atau berkenalan duluan, jadi ketika hari pertama saya di kelas.. Indra menghampiri saya dan mengajak saya untuk berkenalan " Jawab Rika" Cobalah untuk dekat dengan perempuan yang ada di sana, supaya kamu tidak dekat dengan Indra saja "" Saya mau aja pak. Tapi kan saya sudah bilang tadi, saya malas untuk menyapa duluan, apalagi berkenalan. Masih syukur ada Indra yang duluan nyapa saya, kalau ngga, mungkin sampai sekarang sa